Kamis, 19 Agustus 2010

Panduan Radio Lokal

RANGKAIAN GELOMBANG (BAND) UNTUK PENYIARAN

Penyiar radio bukanlah satu-satunya pihak yang memakai radio untuk berkomunikasi. Untuk mencegah agar sistem radio tidak saling mengganggu, dibuat perjanjian internasional yang mencatu rangkaian gelombang (band) ke stasiun-stasiun radio tertentu. Pemerintah kemudian memberikan sebagian kecil dari rangkaian gelombang ini - yang disebut channel - kepada masing-masing pemegang ijin.
Berbagai rangkaian gelombang (band), atau bahkan berbagai channel dalam rangkaian gelombang, mempunyai karakteristik fisik yang berbeda. Hal ini mempengaruhi rancangan antenna dan pemancar. Anda mungkin sudah diberi suatu frekwensi; kalau sudah, pemancar dan antena anda harus dioptimalkan untuk frekwensi tersebut. Demikian juga sebaliknya: sistem pemancar harus dirancang untuk meminimalkan terjadinya pemancaran diluar channel yang sudah diberikan pada kita. Pemancaran diluar channel dapat melanggar pasal-pasal dalam perijinan kita dan mengganggu pemancar yang lain.
Apabila anda belum diberi channel dan mempunyai kesempatan untuk memilih, bagian buku ini akan menjelaskan pilihan-pilihan yang bisa anda lakukan. Batas-batas rangkaian gelombang dan jarak channel sedikit berbeda dari satu negara ke negara lain, akan tetapi pada umumnya rangkaian gelombang untuk pemancar radio adalah :
148.5 - 283.5 kHz: Rangkaian "gelombang panjang" bukanlah merupakan pilihan yang praktis bagi pemancar-pemancar radio baru. Sinyal gelombang panjang mempunyai jangkauan yang sangat jauh - beratus-ratus bahkan beribu-ribu kilometer - sehingga ijin untuk memancarkannya memerlukan persetujuan internasional. Di Eropa besar kemungkinan bahwa banyak pemancar yang dapat ditampung tanpa menyebabkan gangguan pada stasiun pemancar yang ada. Disamping itu, pemancar gelombang panjang memerlukan antenna yang sangat besa/tinggi dan memakan tenaga listrik yang sangat banyak pula sehingga pembiayaannya mahal. Yang paling kurang menguntungkan adalah bahwa channel pada rangkaian ini terlalu sempit dan berisik bagi pemancaran musik yang mempunyai fidelity yang tinggi.
526.5 - 1606.5 kHz: Rangkaian "gelombang menengah" telah dipakai sebagai sarana penyiaran selama berpuluh-puluh tahun. Sinyal-sinyal gelombang menengah dianggap tidak mahal dan dapat dijumpai hampir di seluruh rumah-rumah dan kendaraan. Dalam rangkaian gelombang ini, suara diletakkan pada "gelombang pembawa" radio mempergunakan tehnik yang disebut modulasi amplitudo (AM).
Di Eropa, rangkaian gelombang ini mempunyai 120 channel. Frekwensi-frekwensi yang diberikan dapat dibagi dengan angka 9 dan terpisah sejauh 9 kHz (531, 540, 549, 558 ….1602kHz). Perhatikan bahwa terapat 3 channel yang disisihkan untuk pemancar-pemancar dengan tenaga rendah: 1485, 1584, dan 1602 kHz. Yang dimaksud dengan tenaga rendah dalam hal ini adalah peamncar-pemancar yang berkekuatan 1,000 watt (1 kw) atau kurang.

Organisasi Internasional Radio dan Televisi (OIRT, yang anggotanya meliputi bekas negara-negara komunis) umumnya menyesuaikan dengan pengaturan ini : beberapa stasiun radio pemerintah yang memakai channel ini mempunyai out-put sebesar 1 - 2 kw (lihat kotak berikut). Kehadiran mereka dapat membatasi dikeluarkannya perijinan bagi pemancar-pemancar baru di wilayah-wilayah sekitarnya.
Meskipun demikian sudah ada pembicaraan mengenai penutupan pemancar-pemancar gelombang menengah yang dikuasai pemerintah atau menyewakannya pada pihak lain. Jadi periksalah kalau-kalau tersedia channel di wilayah anda dan dalam kondisi apa.
Gelombang menengah baik dipakai untuk meliput daerah-daerah perbukitan atau pedesaan. Daerah-daerah yang luas dapat dicapai, terutama pada malam hari, ketika sinyal-sinyal yang teradiasi ke atas terpantul kembali ke bumi. Sayangnya, perbaikan jarak di malam hari ini juga berarti bahwa rangkaian gelombang (band) menjadi dipadati oleh stasiun-stasiun pengganggu setelah matahari tenggelam. Banyak dari stasiun-stasiun ini yang begitu kuat dan berlokasi di luar negeri. Jadi gangguan dan kebisingan lebih nyata dibandingkan dalam rangkaian gelombang FM.
Apabila anda mempunyai pilihan, cobalah mencari channel pada ujung atas dari rangkaian gelombang. Antena yang diperlukan lebih kecil dari yang ada pada frekwensi yang lebih rendah, dan perbaikan jangkauan malam hari lebih besar. Tetapi coba hindari agar tidak diberi frekwensi yang besarnya dua kali besaran frekwensi stasiun pemancar yang berdekatan. Misalnya, jika gelombang 792 kHz sudah dipakai di wilayah anda (seperti yang dipakai di dua tempat Praha dan Bratislava) dua pemancar bertenaga rendah di kedua kota tersebut dapat memberikan gangguan pada gelombang 1584 kHz. Hal ini disebabkan karena pemancar gelombang menengah cenderung untuk mengeluarkan emisi yang tak diinginkan pada harmoni pertama dari pembawa frekwensi.
Untuk mengendalikan gangguan antara stasiun-stasiun yang beroperasi di berbagai negara, pada tahun 1978, International Communication Union (ITU) mengambil rencana untuk membatasi kekuatan medan dari sinyal-sinyal medium sampai 500 microvolt per meter (uV/m) di negara-negara Eropah, kecuali negara yang bersangkutan memberikan perkecualian. Hal itu akan membatasi kekuatan, lokasi dan rancangan antena di daerah-daerah perbatasan. Jadi di beberapa wilayah tidaklah memungkinkan untuk membuat stasiun-stasiun pemancar baru atau antena direksional yang lebih mahal untuk menangkal sinyal-sinyal dari perbatasan.
66 - 74 MHz (OIRT FM rangkaian gelombang rendah) : Negara-negara OIRT telah menggunakan rangkaian gelombang ini sejak 1960 an. Kebanyakan negara-negara lain memakai rangkaian gelombang lebih tinggi bagi pemancar FM (akan dibicarakan pada bab selanjutnya). Banyak bekas negara-negara komunis yang sekarang menginginkan kompatibilitas dengan Eropah Barat sehingga mereka berencana untuk memindahkan pemancar FM nya ke rangkaian gelombang yang lebih tinggi. Migrasi ini dapat mengambil waktu bertahun-tahun: jaringan radio pemerintah tidak akan segera membuang pesawat-pesawat pemancar yang ada pada mereka dan pendengar memerlukan waktu untuk membeli radio penerima dengan gelombang yang lebih tinggi. Perpindahan ini dimulai ketika stasiun-stasiun baru tersebut diberikan frekwensi antara 87.5 - 104 MHz. Departemen Telekomunikasi di negara anda dapat memberikan saran mengenai rencana-rencana masa depan dari FM gelombang rendah OIRT.
Apabila stasiun-stasiun baru diijinkan untuk memakai channel gelombang rendah, pertimbangkan keuntungan pendengar yang sudah dilengkapi untuk kebiasaan menyetel gelombang yang lebih tinggi dan kerugian yang disebabkan karena masa untuk memancarkan melalui rangkaian gelombang ini mungkin akan berakhir di penghujung dekade ini. Perhatikan pula bahwa pemancar, antenna, dan penerima untuk rangkaian gelombang ini hanya dibuat di negara-negara OIRT - meskipun beberapa peralatan yang dibuat ditempat lain mungkin dapat disesuaikan.
87.5 - 104 MHz (EBU FM rangkaian gelombang tinggi): Inilah rangkaian gelombang yang dipakai oleh hampir semua stasiun penyiaran baru. Gelombangnya lebih dari dua kali lebar gelombang FM rangkaian gelombang rendah dan dapat menampung lebih banyak stasiun baru.
Ciri-ciri gelombang radio dalam rangkaian ini serupa dengan gelombang radio dalam rangkaian gelombang rendah FM. Gelombang FM menolak kebisingan dan gangguan lebih baik dari gelombang menengah - AM dan sangat menonjol kwalitasnya untuk musik. Akan tetapi sinyal-sinyal FM tidak dapat melewati permukaan bumi semulus gelombang menengah. Bukit-bukit dan gedung-gedung tinggi membentuk "bayang-bayang" FM yang membuat penerimaan menjadi lemah, dan memantulkan tenaga yang dapat mengganggu gelombang radio yang datang langsung dari pemancar. Bahkan pada kekuatan tinggipun, daya jangkau gelombang FM hanya terbatas dibalik horison. Perbedaan lain dari gelombang menengah adalah bahwa sinyal-sinyal FM tidak berubah baik diwaktu malam maupun diwaktu siang hari.
Dalam kedua rangkaian gelombang FM baik yang tinggi maupun yang rendah, ketinggian antena mempunyai pengaruh pada daya jangkau stasiun pemancar. Sebuah antena yang dibangun tinggi diatas tanah dapat mencapai di atas horison. Ketinggian juga dapat mengurangi ukuran bayang-bayang radio, efek pemencaran dari bangunan dan pepohonan, dan hilangnya tenaga karena pantulan bumi. Untuk penjelasan yang lebih rinci bacalah bagian: DAYA, KETINGGIAN & JANGKAUAN SINYAL.
Channel FM jauh lebih lebar dari pada channel gelombang menengah (200 kHz dibanding 9 kHz). Frekwensi yang diberikan biasanya berupa perkalian dari 0.1 MHz, dengan stasiun terdekat terpisah paling sedikit 0.2 MHz (atau yang lebih sering 0.2 - 2.0 MHz). Channel selebar itu dan pemisahan frekwensi seperti itu mengurangi jumlah stasiun radio yang dapat menggunakan rangkaian gelombang ini, akan tetapi hal ini perlu karena "efek penangkapan FM": apabila dua sinyal mempunyai frekwensi yang terlalu berdekatan, pesawat penerima FM hanya akan memproses sinyal yang lebih kuat dan mengabaikan yang lebih lemah. Hal ini tidak menguntungkan bagi stasiun-stasiun radio yang berdaya rendah. Demikian pula apabila pemisahan frekwensi itu lebih dari 2 MHz, beberapa stasiun dapat memancarkan dari menara yang sama atau puncak gedung yang sama tanpa harus memasang filter yang mahal untuk menghentikan saling mengganggu diantara pemancar-pemancar tersebut.
Karena sebelumnya negara-negara bekas komunis ini tidak menggunakan rangkaian gelombang ini untuk pemancar FM, mereka membuat TV yang secara tidak sengaja menimbulkan gangguan-gangguan radio di frekwensi-frekwensi tersebut. Apabila anda menyetel pesawat penerima FM melalui EBU rangkaian gelombang tinggi di lingkungan yang kebetulan ada TV yang menyala, maka anda akan mendengan suara desis keras yang mengganggu di radio anda. Apabila TV tersebut disetel pada channel 1 maka gangguan radiasi FM terasa paling kuat pada frekwensi: 87.7 - 87.8 MHz? Apabila TV disetel pada Channel 2 membuat radiasi pada frekwensi 97.2 - 97.3 MHz. Apabila kedua channel TV tersebut dipakai di wilayah yang akan menjadi tempat kita membangun pemancar, cobalah untuk menghindari agar tidak diberikan frekwensi yang berdekatan dengan frekwensi gangguan yang sudah diketahui tersebut. Adalah bijaksana apabila anda melakukan pengecekan sepanjang rangkaian frekwensi FM untuk mengukur situasi gangguan suara lokal sebelum mulai mengudara. Gangguan suara dari TV akan tetap menjadi masalah sampai TV nya diganti - suatu process yang akan memakan waktu bertahun-tahun. Disamping itu, gangguan kebisingan TV akan mengurangi jarak jangkau efektif dari beberapa stasiun FM.
Alasan yang positif untuk mulai menggunakan rangkaian gelombang ini karena banyaknya sumber-sumber asing yang menyediakan peralatan yang bagus. Kekurangannya yang utama adalah karena pendengar harus membeli pesawat penerima baru atau memasang adaptor frekwensi di radio mereka.

PERSYARATAN PERLENGKAPAN

Perlengkapan minimal yang dibutuhkan untuk melakukan penyiaran meliputi: mikrofon, sumber daya listrik, pemancar dan antena. Penjelasan ini termasuk juga untuk "mikrofon tanpa kabel" yang kadang-kadang dipakai oleh aktor film yang membutuhkan kebebasan untuk bergerak. Jangkauannya dihitung dalam meter dan masyarakat tidak diharapkan untuk menerima penyiaran-penyiaran. Akan tetapi kalau anda menaikkan dayanya, jangkauan pemancar, ukuran antena, dan jumlah dari sumber-sumber suara maka anda akan mendapatkan cikal-bakal dari sebuah stasiun pemancar.
Perguruan-perguruan tinggi, pabrik-pabrik dan lembaga-lembaga lain seringkali mempunyai pemancar mereka sendiri yang mengirimkan sinyal-sinyal audio kepada pendengarnya melalui kabel. Instalasi-instalasi semacam itu umumnya mempunyai studio dengan mikrofon, pemutar piringan hitam, dan mesin pemutar/perekam kaset audio. Apabila jaringan kabel distribusi diganti dengan pemancar radio dan antena , maka studio tersebut dapat dipakai untuk menyiarkan ke masyarakat luas dengan biaya yang lebih kecil daripada kalau memulainya dari nol.
Jadi salah satu cara dalam mengurangi biaya untuk memulai suatu pemancar radio adalah memanfaatkan studio yang dahulunya dipakai untuk studio yang menyalurkan audio melalui kabel. Cobalah periksa kalau-kalau anda dapat mendapatkannya di daerah anda. Apakah perlengkapannya untuk jenis program yang anda ciptakan? Apakah segala sesuatunya bekerja dengan baik? Apakah suku cadangnya tersedia? Apakah sinyal output studionya selaras dengan input pemancar anda (dalam hal tegangan/impedansi, voltase, mono/stereo)? Apakah anda dapat menaruh antena di atap? Apakah ada bangunan besar disekitarnya yang mungkin menghalangi sinyalnya? Dapatkah anda mencapai pendengar yang diinginkan dari lokasi tersebut dengan memenuhi ketentuan batas daya yang dikeluarkan dalam perijinan? Apabila anda tak dapat mendirikan antena disana, dapatkah dipasang penghubung studio/pemancar ke lokasi lain?
Cara lain untuk menghemat biaya adalah dengan berbagi fasilitas. Stasiun-stasiun pemancar dapat berbagi studio produksi, misalnya. Berbagi menara antena, puncak gedung, atau mungkin bahkan antenanya itu sendiri merupakan hal yang biasa di negara-negara barat. Pengaturan jangka pendek yang tidak terlalu ambisius adalah seperti pengaturan untuk tujuan penghematan bagi beberapa stasiun pemancar untuk melakukan pembelian bersama kabel spool atau kabel koaksial atau pembelian sejumlah besar kaset audio kemudian membaginya menurut permintaan dan kebutuhan masing-masing sesuai dengan yang dibayarnya. Pembelian dalam jumlah besar umumnya mengurangi harga per unitnya.
K. Dean Stephen telah melakukan pengujian terhadap beberapa rangkaian peralatan yang paling murah yang memungkinkan dilakukan pemancaran di wilayah sebesar sebuah desa. Perencanaannya bagi stasiun radio desa meliputi beberapa perlengkapan berikut ini:
 50 meter atau lebih kawat tembaga berserat banyak untuk antena
 pengatur antena
 pemancar AM atau FM dengan kekuatan sampai 100 watt
 2 mikrofon dengan standarnya.
 2 taperecorder
 2 pemutar piringan hitam
 2 set earphones
 Konsol Mixer untuk 5 saluran
 Kabel audio dan kabel listrik.
……. ditambah perlengkapan tambahan seperti indikator on/off bagi pemancar, lampu studio, dsb. Stasiun kecil seperti itu dapat memperoleh daya dari sebuah generator atau aki mobil apabila listrik kebetulan padam.
Dengan mengandalkan peralatan-peralatan bekas, sumbangan, pungutan dan membuatnya setempat, Stephens mengatakan bahwa stasiun pemancar desa dapat dibangun dengan biaya kurang dari $2,000.- tidak termasuk rumah tempat peralatan pemancar tersebut. Sayangnya, ia tidak menceritakan dimana tempat membeli pemancar yang murah tersebut. Untuk menyesuaikan dengan anggaran tersebut kelihatannya beberapa perlengkapan perlu dibangun/dibuat sendiri.
Dalam rancangannya, kawat antena bagi pemancar gelombang menengah direntang horisontal antara dua tiang tinggi. Karena sinyalnya memancar paling kuat tegak lurus dengan kawat tersebut, antena ini dipasang sedemikian rupa sehingga pendengar-pendengarnya ada di kedua sisinya. Stephens mengatakan bahwa kalau tidak ada gangguan dari stasiun lain "pemancar berkekuatan 100 watt yang beroperasi pada 1,000 kHz dari pertengahan rangkaian gelombang siaran standar AM dapat menembus jarak lebih dari 30 km dari antena; pemancar serupa dengan kekuatan 10 watt dapat meliputi wilayah 15 km dari antenna; 1 watt dapat ditangkap dari jarak 7 km jauhnya, dan pemancar micropower dengan daya 1/10 watt masih dapat menembus jarak 3 km." Pemancar-pemancar FM mengeluarkan jarak-jarak sinyal yang sama pada tingkat daya yang sama, meskipun pemancar dan antena cenderung lebih mahal."
Stasiun lokal yang lebih sesuai dengan kebutuhan kota moderen mencakup peralatan berikut ini:
Sumber Suara
2 mikrofon studio (dengan standar)
2 mikrofon lapangan
1 interface telpon
1-2 pemutar piringan hitam
2-3 taperecorder (dengan
peredam gangguan)
2 pemutar Compact Disk (CD)
2 Mesin Pemutar/Perekam tape rel terbuka
1 atau lebih Mesin Pemutar /Perekam tape cartridge audio tapes dan cartridges,
piringan hitam, CD.
Pemroses Sinyal
Konsole mixer on-air
Mixer untuk memproduksi materi yang sudah direkam lebih dulu
2 sets earphone
Loudspeaker
Interface audio untuk menghubungkan antara peralatan "balanced" dan "unbalanced"
Filter dan equalizer
Kabel audio
Unit peak limiter/pre-emphasis FM (tambahan)
Penghubung studio-pemancar
Kabel koaksial atau audio (kalau <30 m)
System kabel atau radio (kalau >30 m)
Sistem Pemancar
Pemancar (AM atau FM)
SWR, pengukur daya dan modulasi
Feedline antena
Pengontrol Penyesuai impedansi jaringan/antena
Menara atau penopang lain
Antena
Sistem arde
Bagian-bagian tersebut didiskusikan dengan lebih rinci di bawah ini. Peralatan penguji juga diperlukan untuk memastikan bahwa segala sesuatunya telah dihubungkan dan bekerja dengan sempurna. Studio dan perkantoran memerlukan ruangan di bangunan yang memadai. Dan sumber-sumber diperlukan untuk daya listrik dan peralatan yang direparasi.
Biaya dari stasiun radio lokal tidaklah mudah untuk dihitung karena harga peralatan sangat berbeda-beda, terutama konsol mixing, penghubung studio/pemancar, dan pemancar. Akan tetapi pasti masih dimungkinkan untuk mengudara dengan biaya $ 15,000 tak termasuk perabotan, kontrak, pajak import dan biaya-biaya yang dikenakan oleh Departemen Perhubungan.




Antena

Pengatur antena

SWR, pengukur daya dan modulasi


Pemancar


Penghubung studio - pemancar


Loudspeaker Konsole Mixer Audio Earphones


Hubungan dengan telpon Mesin Pemutar/Perekam
tape rel terbuka


Mikrofon Mikrofon


Pemutar CD Pemutar CD


Pemutar piringan hitam Pemutar piringan hitam


Taperecorder Taperecorder
















































Faktor-faktor rancangan yang dapat membuat biaya pendirian stasiun radio tinggi adalah: terpisahnya studio dan pemancar melebihi jarak 40 m, menyiarkan dalam stereo, dan meningkatkan kekuatan penyiaran melebihi beberapa ratus watt. Ada beberapa perlengkapan yang sesungguhnya tidak sangat penting akan tetapi cukup berguna apabila anda sanggup membelinya misalnya equalizer dan Mesin Pemutar/Perekam cartridge. Hal tersebut akan dibahas berikut ini.
Jenis program yang akan anda siarkan mempengaruhi kebutuhan peralatan studio. Apabila anda berkeinginan untuk memproduksi banyak berita, dokumentasi atau iklan, maka lebih banyak peralatan produksi diperlukan dari pada kalau hanya untuk stasiun yang menyiarkan hanya musik-musik rekaman. Apabila musik yang menjadi fokus stasiun anda maka perlengkapan audio playback yang baik yang diperlukan. Apabila stasiun radio tersebut tertarik pada masalah pelaporan berita maka dana akan dipakai untuk membeli portable cassette recorder atau mikrofon lapangan.

STEREO ATAU MONO?

Sebagian besar stasiun FM baru ingin untuk melakukan siaran stereo. Akan tetapi stereo tidaklah penting dalam penyiaran disamping menciptakan masalah-masalah pula.
Stereo memerlukan peralatan tambahan di studio, pemancarnya, dan sambungan (link) yang menghubungkan keduanya. Disamping itu diperlukan pesyaratan-persyaratan penampilan dan pemeliharaan yang lebih tinggi pada perlatan-peralatan tersebut. Memperoleh penampilan lebih baik dari lebih banyak peralatan akan meningkatkan kerumitan dan biaya stasiun radio.
Bagi stasiun radio gelombang menengah, hanya ada sedikit manfaat yang diperoleh dari penambahan biaya stereo. Memang benar terjadi perbaikan kwalitas suara. Akan tetapi, pesawat penerima gelombang menengah stereo tidak banyak dipasaran, hal ini sebagian karena beberapa sistem modulasi yang tidak kompatible yang dipromosikan oleh berbagai perusahaan. Apabila stasiun pemancar dan radio penerima tidak sama-sama dilengkapi dengan perangkat stereo maka yang terdengar adalah suara mono. Apabila pemancar berbeda yang ada pada wilayah yang sama menggunakan sistem stereo yang berbeda maka pendengar membutuhkan penerima dengan standar multi atau beberapa pesawat penerima untuk masing-masing jenis stereo. Saat ini Jepang mempergunakan sistem C-Quam sebagai standar nasionalnya. Hal ini berarti produksi pesawat penerima C-Quam di Jepang mungkin meningkat, yang mungkin akan membantu memecahkan masalah standardisasi.
Pemancar-pemancar FM juga mempunyai pilihan-pilihan yang sulit diluar kenyataan bahwa FM stereo bukan merupakan hal yang asing di banyak bagian dunia. Mungkin pertimbangan yang paling penting bagi pemancar bertenaga rendah adalah jangkauan sinyal stereonya yang lebih rendah 15 - 30% dari pada sinyal mono. Itu artinya liputan yang jauh lebih rendah untuk jumlah daya yang sama (Lihat lebih lanjut bagian mengenai TENAGA, TINGGI & JANGKAUAN SINYAL)
Kedua, seperti halnya pada rangkaian gelombang menengah, terdapat masalah-masalah kompatibilitas. Pada tahun 1960 negara Sovyet Uni membentuk sistem stereo FM yang berdasarkan atas "modulasi kutub". Banyak pesawat penerima stereo yang dibangun di negara-negara bekas Uni Sovyet memakai sistem ini untuk rangkaian gelombang 66 - 74 MHz. Akan tetapi, standar stereo di Amerika Utara, Jepang dan negara-negara Eropah Bersatu berdasarkan pada sistem "nada-percobaan". Pesawat penerima yang dirancang untuk satu standar stereo tidak akan sesuai dengan stereo yang dipancarkan oleh stasiun yang lain.
Beberapa negara bekas komunis pertama di Eropah Tengah mengudara dengan pemancar stereo FM jenis Barat walaupun hanya sedikit sekali pendengarnya yang dapat mengikuti karena jenis stereonya. Penerima-penerima jenis "nada percobaan" saat ini dijual dipasar sebagai barang import dengan rangkaian gelombang 87,5 - 104 MHz dan akan dibuat dinegara-negara bekas komunis segera, atau bahkan mungkin sekarang sudah diproduksi.
Jadi dalam masa transisi ini, stereo merupakan permasalahan yang berat bagi Eropah Tengah. Pemancar stereo akan meningkatkan biaya disamping mengurangi jangkauan liputan FM - meskipun demikian para pendengar siaran FM ini menyukai musik stereo. Putusan yang terbaik kelihatannya tidak sama bagi setiap pemancar. Karenanya sebelum membeli pemancar atau mixing console, cobalah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Apakah di negara anda sudah diberlakukan peraturan bagi pemakaian stereo untuk pemancar? Apakah aturan-aturan tersebut saat ini berlaku? Berapa persenkah pendengar di daerah anda yang mempunyai pesawat penerima stereo? Jenis sistem stereo apakah yang sudah dirancang untuk diterima pesawat-pesawat tersebut? Berapa persenkah dari jumlah pendengar yang menyatakan mereka memilih stereo daripada mono? Apakah jumlah mereka ini sebanding? Sistem stereo apakah yang akan dipakai oleh pemancar-pemancar di wilayah anda?
Akhirnya, bandingkan biaya lokal dan ketersediaan pesawat pemancar mono, "modulasi kutub stereo", dan penerima stereo "nada percobaan". Anda dapat belajar banyak mengenai kesukaan pendengar dan kecenderungan pada penjualan pesawat penerima dengan berbicara dengan para penjual di toko-toko yang menjual radio.
Untuk menyimpulkannya, modulasi stereo yang dimiliki oleh kebanyakan pemancar yang bergelobang antara 87.5 - 104 MHz dan penerimanya adalah "nada-percobaan/pilot-tone". Kelihatannya sistem seperti ini yang akan menjadi standar norma FM rangkaian gelombang tinggi di negara-negara bekas komunis. Sedangkan masalahmya pada FM rangkaian gelombang rendah belum begitu jelas demikian juga halnya permintaan masyarakat terhadap stereo pada gelombang menengah masih terasa lambat.
LOKASI PEMANCAR

Langkah pertama dalam menentukan tempat membangun pemancar ditentukan oleh wilayah yang akan kita layani: gambarkan bentuk wilayah sasaran di atas peta. Apabila memungkinkan, pergunakan peta yang mempunyai data permukaan tanah: lokasi dan ketinggian puncak-puncaknya, bukit-bukit, lembah-lembah, dsb. Pemancar dan antena stasiun radio harus arahkan pada keseluruhan wilayah yang akan dijadikan daerah jangkauan sinyal.
Stasiun-stasiun pemancar yang bertenaga rendah mungkin hanya mempunyai sedikit pilihan lokasi untuk mendapatkan wilayah liputan yang diinginkan. Karena luas wilayah liputan berbanding setara dengan ketinggian antena maka stsiun-stasiun radio sering menempatkan antena mereka di puncak gunung/bukit atau di puncak gedung bertingkatdengan pemancar di ruangan lantai puncak bangunan tersebut. Studio juga mungkin ada di lantai puncak atau tingkat dibawahnya di gedung tersebut. Tidak menjadi masalah apabila ada lebih dari satu stasiun radio dibawah satu atap asalkan mereka bisa melakukan koordinasi memecahkan masalah-masalah teknis. Apabila ada lokasi yang lebih tinggi dipinggiran wilayah liputan kita kita tidak boleh mengabaikan karena ada kemungkinan lebih baik dari lokasi yang lebih rendah di tengah wilayah liputan: antena terarah dapat dipakai di tepi wilayah liputan untuk mengarahkan energi radio kepada para pendengar.
Sinyal gelombang menengah mempunyai lebih besar jangkauan apabila antenanya tinggi tetapi diatur pada tingkat ketinggian tanah, dikelilingi dengan sistem arde/gronding listrik yang besar dan tertanam di tanah basah. Stasiun-stasiun seperti ini banyak dibangun ditanah terbuka di pinggiran kota.
Pemancar memang harus didekatkan dengan antena akan tetapi anda mempunyai kebebasan untuk mengalokasikan studio. Pemisahan sejauh lebih dari 30 - 40 m akan meningkatkan biaya dan kerumitan hubungan studio/pemancar (STL). Akan tetapi hal ini memang seringkali diperlukankan. Kenapa? Lokasi paling baik bagi sebuah antena mungkin tidak sesuai untuk studio karena terletak di atas menara mesjid atau di puncak bukit. Mungkin tidak ada bangunan atau jalan disekitar tempat itu. Apabila antenanya berada di puncak atap bangunan ada kemungkinan pula ruangan-ruangan dibangunan tersebut harga sewanya terlalu mahal.
Kelemahan yang utama dari pemisahan ini sudah dicatat yakni: peningkatan biaya dan kerumitan hubungan studio/pemancar (STL). Sinyal stasiun harus dapat disalurkan dari studio ke pemancar dengan mulus tanpa mengorbankan kwalitas audionya, dan apabila stasiun juga bertanggung jawab untuk memelihara pemancarnya, maka teknisinya harus dapat memonitor penampilannya sehingga masalah-masalah teknik dapat dipecahkan dengan cepat. Hal ini berarti bahwa petugas teknik tersebut harus berada di lokasi pemancar atau data-data yang ia perlukan harus disampaikan ke lokasinya, yang berarti sistem hubungan STL dua arah.(Kemungkinan adanya gangguan untuk perbaikan yang lebih lama dan lebih mahal.) Kelemahan lain adalah ketergantungan pada jenis STL yang diijinkan pemerintah apabila kita tidak diijinkan memasang STL kita sendiri.
Kita akan membahas hubungan studio/pemancar pada bagian berikutnya. Perlu dicatat bahwa apabila hubungan ini melalui kabel maka biayanya akan tergantung pada panjangnya dan harga dari kementrian telekomunikasi bisa sangat tinggi sekali. Radio Solidarnosc di Warsawa mencatat bahwa hubungan telpon khusus antara studio dan pemancarnya merupakan pengeluaran terbesar yang melebihi gaji dari seluruh staf mereka dijadikan satu. Membangun sendiri hubungan ini sangatlah mungkin dan bisa menghemat biaya.
Apabila hubungan STL ini berupa hubungan radio - yang seringkali merupakan pilihan yang paling baik - maka perlu diusahakan jalur lurus yang bebas hambatan di udara: cobalah cari lokasi studio yang yang berpemandangan tak terhalang dari lokasi pemancar.
Ringkasnya:
Apabila memungkinkan maka letakkanlah studio, pemancar dan antena pada lokasi yang sama. Akan tetapi apabila studio harus diletakkan di tempat lain maka hal ini mungkin pula meskipun akan menyebabkan bertambahnya kerumitan dan pembiayaan.


DAYA, KETINGGIAN DAN JANGKAUAN SINYAL

Apabila kita berbicara mengenai jangkauan stasiun maka yang kita maksud adalah jarak maksimum dari antena pemancar ke tempat-tempat dimana siaran masih dapat diterima dengan baik oleh kebanyakan pendengar setiap saat. Jangkauan ini bukan hanya tergantung pada daya pemancar, akan tetapi juga tergantung pada besarnya gangguan radio lokal, bentuk permukaan tanah, rancangan antena dan pesawat penerima, dsb. Coba bayangkan gambaran peta seperti apa yang kita peroleh dalam keadaan yang sebenarnya kalau bukan semacam bentuk seni yang tak menentu. Berikut ini diberikan beberapa cara untuk memprediksi jangkauan.

Bagi stasiun radio gelombang menengah, Komisi Konsultasi Radio Internasional (CCIR) menyarankan kekuatan lapangan minimum sebesar 2.2 mV/m (= 67 dBu, dalam notasi desibel) pada antena penerima untuk sinyal antara 525 - 900 kHz, dan 0,8 mV/m (58 dBu) untuk sinyal antara 1250 - 1605 kHz. Nilai minimumnya bervariasi antara 2,2 sampai 0,8 mV/m dalam 900 - 1250 kHz band (lihat tabel).
Bagi stasiun radio FM, CCIR menyarankan kekuatan-kekuatan lapangan sebesar paling sedikit 0,05 mV/m (34 dBu) untuk mono dan 0,25 mV/m (48 dBu) untuk stereo "pada saat tidak ada gangguan dari peralatan industri maupun peralatan rumah tangga". Meskipun demikian bukit-bukit, bangunan dan pepohonan melemahkan gelombang radio dan gangguan radio dari televisi, pabrik dan pemancar lain meningkatkan kebutuhan minimal bagi penerimaan. Oleh karenanya CCIR menyarankan kekuatan lapangan minimum berikut ini bagi penerimaan FM mono: 0,25 mV/m (48 dBu) di daerah pedesaan, 1 mV/m (60 dBu) di daerah perkotaan, dan 3 mV/m (70 dBu) di kota-kota besar. Bagi FM stereo, minimalnya adalah 0,5, 2 dan 5 mV/m (54, 66 dan 74 dBu)

Sinyal-sinyal radio menjadi melemah saat berada lebih jauh dari pemancar, oleh karenanya ketentuan-ketentuan minimal ini harus dicapai pada batas wilayah liputan. Kemudian para pendengar yang berada berdekatan dengan pemancar mungkin akan memperoleh sinyal yang memadai apabila tidak ada "bayangan-bayang" karena adanya gangguan-gangguan. Ukurlah jarak dari lokasi antena yang potensial sampai ke titik yang paling jauh di ujung wilayah peliputan. Dapatkah kekuatan lapangan minimum yang diperlukan dikirimkan sampai di sana?
Terdapat cara-cara tertentu untuk menghitung daya yang diperlukan untuk berbagai kekuatan lapangan di jarak tertentu dari pemancar. Sayangnya, setiap cara berdasarkan pada asumsi yang berbeda dan menjurus pada jawaban yang berbeda. Hal itu karena tidak ada model abstrak apapun yang dapat menampung semua variabel tanpa menimbulkan persamaan-persamaan rumit yang tak terpecahkan atau menciptakan faktor-faktor lain yang sulit untuk diukur.
Untuk memenuhi kebutuhan pemancar-pemancar FM untuk memperoleh cara yang praktis dalam memperkirakan jangkauan yang dihasilkan oleh berbagai kombinasi daya keluaran dan ketinggian antena, FCC melakukan percobaan-percobaan pada tahun 50 an dan merangkum temuan-temuan mereka dalam tabel-tabel. Saat ini pesawat-pesawat radio penerima jauh lebih sensitif dari pesawat-pesawat radio yang dibangun saat itu, jadi ada kemungkinan tabel-tabel tersebut merendahkan jangkauan peralatan moderen. Akan tetapi karena kebanyakan pendengar di negara bekas komunis ini tidak mempunyai peralatan yang moderen maka data-data dalam tabel-tabel tersebut masih dapat diandalkan. Sebuah contoh sederhana dari salah satu tabel yang sangat berguna ditambahkan dengan memasukkan tinggi-tinggi antena yang saat itu diperbolehkan di Uni Sovyet, akan diberikan pada halaman berikutnya.
Angka-angka sepanjang dasar tabel menunjukkan ketinggian antena tergantung pada lanskap sejauh 3 - 16 km. (Tidaklah cukup untuk mengukur tinggi antena hanya pada ketinggian diatas tanah dasarnya. Diharapkan tanah dasar antena tersebut merupakan bagian yang tertinggi dari wilayah yang diliput. Yang menjadi persoalan adalah bahwa ketinggian berpengaruh pada posisi pendengar. Untuk mendapatkan gambaran mengenai hal tersebut, ambillah peta yang menunjukkan ketinggian di wilayah tersebut. Tariklah delapan jari-jari dengan jarak yang sama satu sama lain dari titik berdirinya antena kesemua arah dan tentukan ketinggian rata-rata sepanjang jari-jari untuk jarak 3 sampai 16 km. Apabila tidak mungkin anda peroleh peta semacam ini maka tak ada jalan lain kecuali anda harus mensurvei wilayah tersebut sebaik mungkin.)
Skala vertikal disebelah kiri tabel menunjukkan kekuatan medan yang dapat diharapkan lebih dari separuh waktu dan diterima lebih dari separuh penerima yang terletak 9 meter di ats permukaan tanah. (Penerima yang lebih dekat ke permukaan tanah akan memperoleh sinyal yang lebih lemah, sedangkan yang lebih tinggi dari tanah akan menerima sinyal yang lebih kuat.)
Kurva yang digambar menunjukkan jarak (km) diperolehnya berbagai kekuatan medan ketika sebuah antena dengan ketinggian tertentu memancarkan daya 100 watt ERP. Setiap jarak kurva ditunjukkan pada ujung kanan grafis.
Bingung? Semuanya akan menjadi jelas apabila anda mulai mempergunakan peta tersebut. Misalnya pemancar anda mono, daya yang dipergunakan 100 watt ERP, wilayah sasaran anda adalah kota ukuran sedang dan anda ingin menjangkau pendengar yang jaraknya 20 kilometer dari tempat anda. Berapakah ketinggian antena yang diperlukan? Untuk sinyal mono, CCIR menyarankan kekuatan medan sebesar minimal 60 dBu. Carilah 60 dBu disebelah kiri gambar grafis. Ikuti garis-garis mendatar yang mulai di sana dan cata di mana mereka itu memotong kurva yang berjarak 20 km. Urutlah kebawah dari perpotongan tersebut ke dasar untuk mendapatkan ketinggian antena yang kemungkinannya adalah mendekati 350 meter. Jadi untuk mengirimkan sinyal FM mono ke pendengar perkotaan yang berjarak 20 km dari lokasi penyiaran, maka antena yang diperlukan adalah setinggi 350 meter dari ketinggian rata-rata permukaan tanah untuk stasiun pemancar yang beradiasi dengan daya 100 watt.



Berikut ini adalah diagram yang diperoleh dari FCC
yang menunjukkan kemungkinan kekuatan medan FM diberbagai jarak dan
ketinggian antena pada daya pancaran 100 watt.


















Hal itu cukup tinggi. Bagaimana kalau antenanya lebih rendah, katakanlah 50 meter di atas wilayah liputan. Untuk mengetahuinya, mulailah dengan 50 meter pertanda ketinggian pada dasar kurva. Runtutkan garis-garis vertikal tersebut sampai memotong garis horisontal yang menujukkan kekuatan medan sebesar 60 dBu. Persimpangan-persimpangan tersebut ada di tengah-tengah kurva-kurva antara 5 dan 10 km. Jadi sebuah stasiun pemancar mono memancarkan daya 100 watt dari sebuah antena yang berketinggian 50 m dari ketinggian kota mungkin dapat mengirimkan sinyal yang memadai sampai jarak 7 - 8 km.
Bagaimana kalau stasiun pemancar tersebut menggandakan dayanya sampai 200 watt ERP. Seberapa jauhkah peningkatan jangkauannya?
Disinilah pentingnya tabel notasi "dB" ini karena tabel ini memberikan jalan pada kita untuk merubah informasi pada grafik untuk output selain 100 watts. Permainan matematik ini tampaknya lebih rumit dari hanya sekedar seperti ini. Apabila anda memahaminya, anda akan dapat memakai tabel ini untuk memperkirakan jangkauan dari setiap kombinasi ketinggian antena dan daya keluarannya. Hal ini dapat sangat membantu dalam mengevaluasi kemungkinan kedudukan-kedudukan antena dan pembelian pesawat pemancar.
Catatan kaki 3 menunjukkan bahwa 1 dB = 20 kali log10 dari satu voltase dibagi yang lain. Dalam hal watt, formula berubah menjadi: dB = 10 kali log10 dari satu tingkatan daya dibagi yang lain. (Hal ini dapat dijelaskan oleh buku pelajaran elektronika).
Kembali pada contoh kita, 200 watts dibagi oleh 100 watts = 2, log10 2 = 0.301, apabila dikalikan dengan 10 = 3,01. Dengan kata lain menggandakan daya berarti sama dengan menambah keluaran sebesar 3 dB. Menggandakan daya 4 kali lipat dari 100 ke 400 ERP sama dengan menambah 6 dB. Meningkatkan daya dari 100 ke 1000 ERP sama dengan menambah 10 dB pada keluaran. Tabel logaritma dapat membantu perubahan daya lainnya dalam dB, dan perubahan dB kedalam daya-daya yang setara.
Untuk mempermudah maka kita tidak usah menggambar kembali semua kurva di grafik kita akan tetapi cukup dengan mengangkat mereka sedikit untuk mencerminkan peningkatan daya. Kita juga memperoleh hasil yang sama dengan menurunkan garis-garis horizontal yang menunjukkan kekuatan medan pada pesawat penerima. Cara yang lebih mudah adalah bukan dengan menggambar kembali garis-garis tersebut akan tetapi dengan mengurangkan persamaan dB dari daya di atas 100 watt pada angka sepanjang sisi kiri tabel ini. Untuk daya dibawah 100 watt, tambahkan persamaan dB pada nilai-nilai dB tersebut.
Jadi, menggandakan daya pancar stasiun pemancar sama dengan mengurangi 3 dB kekuatan medan yang diperlukan untuk menerima siaran dengan baik - dalam hal ini dari 60 ke 57 dBu. Garis mendatar 57 dBu memotong garis vertikal yang mewakili ketinggian antena 50 meter medekati kurva 10 km akan tetapi tidak terlalu dekat. Pada ketinggian ini, menggandakan daya menjadi 200 watt hanya akan meningkatkan jangkauan sejauh antara 7,5 sampai 9 km. Meningkatkan daya sampai 1,000 watt (+10 dB) memberikan kesempatan kita untuk mengurangi kekuatan medan yang dibutuhkan oleh pesawat penerima dengan 10 dB. Meskipun demikian perbaikan jangkauan yang diperoleh adalah cuma 12 - 13 km.
Jadi, berapa besarkah daya yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal yang memadai sejauh 20 km dari lokasi antena setinggi 50 meter di suatu kota? Tabel ini mempunyai jawabannya. Garis vertikal yang mewakili tinggi antena 50 meter memotong kurva jarak 20 km pada kekuatan medan 42 dBu. Ini berarti ada perbedaan sebesar 18 dB dari 60 dBu. 100 watt + 18 dB = 6309 watt (18 dB = 10 log10 63.09).
Apabila antenanya setinggi 100 meter, kurva 20 km akan memotong pada 48 dBu, berarti perbedaan 12 dB dari 60 dBu. 100 watt + 12 dB = 1584 watt ERP. Dengan antena pada 200 m, kurva 20 km terpotong pada 55 dBu, sebab perbedaan 5 dB setara dengan 316 watt ERP.
Hal ini menggambarkan betapa lebih besar penambahan jangkauan sinyal yang disebabkan oleh kenaikan ketinggian antena dibandingkan dengan penambahan daya pemancar. Pada contoh kita, 7 kali lipat kenaikan ketinggian antena menaikkan jangkauan sinyal setara dengan 63 kali lipat kenaikan daya pemancar. Ingat selalu hal ini saat menentukan lokasi pemancar!
60 dBu mungkin merupakan ukuran yang direkomendasikan bagi penerimaan yang memadai di kota. Akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa diluar jangkauan ini siaran tidak dapat didengarkan. Hal itu berarti bahwa diluar batasan ini pangsa penerimaan lemah akan berkembang menjadi lebih dari 50% dari wilayah tersebut. Ingatlah bahwa temuan-temuan CCIR yang menyatakan bahwa pesawat penerima masih dapat menerima sinyal FM Mono sampai selemah 34 dBu "apabila tidak ada gangguan ……" Menurut tabel kami, pemancar 100 watt dengan antena 50 meter akan mengirimkan sinyal sebesar 34 dBu pada jarak 30 km.
Tentu saja ada saat-saat tertentu dimana prediksi tabel ini berbeda dengan kenyataan. Variabel yang terpenting di sini adalah bentuk permukaan tanah. Kalau diwilayah 3 - 16 km dari antena berpermukaan rata jangkauan-jangkauan sinyal akan lebih besar dari prediksi tabel. Apabila lanskapnya berbukit-bukit maka jangkauannya akan menjadi lebih pendek.

Gelombang Menengah. Meramalkan jangkauan sinyal gelombang menengah adalah lebih sukar dari FM, dan hasilnya kurang meyakinkan sehingga kita tidak akan membahas lebih lanjut.
Tabel dibawah ini menunjukkan hubungan antara kekuatan medan (sumbu vertikal) dan jarak ke penerima dalam kilometer (sumbu horisontal). Kurva yang terbentuk mewakili keluaran pemancar 1000 watt, dengan frekwensi 1500 khz, hubungan arde yang bagus dan "gain" antena sebesar 0 dB (konsep gain dibicarakan dalam FM antenna, dibawah ini.) Sebagaimana yang dapat kita lihat, CCIR merekomendasikan kekuatan medan minimum bagi frekwensi ini sebesar 0.8 mV/m atau 58 dBu ada di jarak 20 km dari sumbernya.
Akan tetapi sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, apabila seseorang berbicara mengenai jangkauan maka yang mereka maksud adalah sinyal yang dapat diterima/perbandingan gangguan pada alat penerima pendengar tersebut. Gangguan adalah faktor utama membatasi jangkauan sinyal-sinyal gelombang menengah - terutama gangguan dari stasiun lain yang beroperasi pada channel yang sama atau berdekatan.
Jadi masalahnya gelombang menengah bukan hanya masalah memperhitungkan kekuatan medan pada jarak tertentu dari pemancar, akan tetapi juga harus diperhitungkan kekuatan sinyal dari stasiun-stasiun yang berdekatan. Tugas tersebut rumit bukan saja karena jumlah stasiun-stasiun yang berdekatan akan tetapi juga karena ketidak stabilan medium yang mengantar sinyal-sinyal tersebut: ionosfere (lapisan atmosfer bagian atas yang berisi aliran listrik) mempunyai musim-musim, "cuaca", dan siklus siang/malam yang merubah kekuatan gangguan-gangguan ini dari jam ke jam.
Kekuatan Medan Gelombang Menengah Vs Jarak
(1000 watt ERP pada 1500 kHz di atas tanah yang baik)

















Untuk mengatasi gangguan dan meningkatkan liputan stasiun-stasiun pemancar mencoba untuk beroperasi dengan daya yang sebesar mungkin. Di Eropa terdapat beberapa stasiun radio yang beroperasi dengan keluaran sebesar 50.000 sampai 500.000 watts. Sebagian besar dapat didengar dengan baik pada jarak 500 km. Tetapi pada akhirnya setiap orang akan kalah dalam persaingan tak terbatas dalam memperbesar daya pemancar. Sebagaimana diutarakan oleh CCIR bahwa rangkaian gelombang penuh dengan gangguan yang juga tergantung pada kenaikan daya dan pada perencanaan yang berhati-hati mengenai frekwensi dan tempat pemakaiannya.
Enerji dari stasiun-stasiun yang jauh datang dari arah langit tetapi kebanyakan enerji gelombang menengah mencapai pendengarnya dalam jarak 50 km dari antena dengan cara merambat didekat permukaan tanah. Inilah perbedaan lain yang penting dari FM. Sinyal FM melemah ketika dekat dengan permukaan tanah sedangkan gelombang menengah merambat didekat permukaan tanah. Air laut merupakan konduktor yang paling baik bagi gelombang menengah. Rawa-rawa juga baik. Jenis permukaan tanah yang buruk sebagai penghantar adalah gurun dan bukit cadas. Tanah pertanian dapat digolongkan sebagai penghantar yang sedang-sedang saja diantara kedua jenis di atas. Umumnya, tempat yang paling baik untuk menempatkan antena gelombang menengah adalah lokasi-lokasi rendah tempat berkumpulnya air.
Efisiensi dari antena dan dan bentuk permukaan tanahnya juga mempengaruhi jangkauan. Secara fisik antena gelombang menengah yang efisien berbentuk besar dan mahal: menara tinggi dengan banyak kabel yang tertanam yang menjorok keluar dari gulungan-gulungan dibawah tanah. Gambar di halaman sebelumnya memperkirakan gain antena sebesar 0. Apabila antena dan sistem arde/grounding dengan kekuatan penuh tidak dapat diadakan oleh stasiun radio maka pasti antena tersebut akan mempunyai gain yang negatif - hal ini berarti hilangnya daya - yang mengurangi jangkauan. Jadi lingkup gelombang menengah dibatasi bukan saja oleh kebisingan dan kondisi tanah akan tetapi juga oleh kemampuan ekonomi.
Untuk merangkumnya kita bisa mengatakan antena gelombang menengah di tiang yang tinggi hanya menghasilkan sedikit kelebihan. Yang dapat memperbaiki daya jangkau adalah kondisi kandungan air dalam tanah, memperbesar daya antena, dan meningkatkan daya pemancar - meskipun nantinya kita akan mengundang persaingan yang tanpa batas dalam memperbesar daya pemancar. Biaya untuk mengadakan antena yang efektif akan merupakan hambatan yang terbesar bagi pemancar-pemancar gelombang menengah yang baru.

STUDIO DAN PERKANTORAN

Berapakah jumlah orang yang akan bekerja di stasiun radio anda? Itu pertimbangan yang paling penting dibandingkan yang lain untuk menentukan luas ruangan yang diperlukan. Persyaratan minimum peralatan yang diperlukan bagi stasiun dengan daya rendah dapat ditampung dalam satu ruangan. Studio On Air harus dipisahkan dari kegiatan-kegiatan stasiun radio yang lain kecuali kalau semua materi siaran dapat dilakukan dengan direkam terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar kegiatan studio yang lain tidak mengganggu konsentrasi pelaku siaran yang sedang on air dan agar suara-suara berisik kegiatan yang lain tidak masuk kedalam mikrofon studio on air tersebut. (Perkecualian: beberapa stasiun radio menempatkan mikrofon studio on air di ruangan berita dengan tujuan untuk menangkap suara kesibukan dikantor untuk memberikan nuansa kekinian berita pada siaran berita mereka.)
Disamping itu, sebaiknya pemancar hanya dapat didekati dan ditangani oleh staf teknis saja. Memang sebaiknya pemancar, apabila tidak terletak di lokasi berbeda, dipisahkan dari studio on air dan dari staf non-teknis. Ruangan yang tidak berisik untuk keperluan penyiapan materi yang sudah direkam terlebih dulu juga diperlukan.



































STUDIO ON-AIR

Studio on-air harus diusahakan untuk tidak terpengaruh dengan suara dan getaran yang ditimbulkan oleh pembuatan program. Lebih baik mencari lokasi yang tenang dari pada merenovasi ruangan yang bising dengan bahan kedap suara.
Apabila studio berbentuk segi empat maka tidak boleh terdapat bidang dinding atau lantai studio yang mempunyai perbandingan panjang dan lebar 1 : 1 atau 2 : 1 sebab kalau hal ini terjadi maka akan menimbulkan suara gaung. Gaung umumnya tidak menjadi masalah di ruangan-ruangan yang berbentuk tidak teratur. Untuk membuat studio yang berakustik baik diperlukan banyak pembenahan ruangan yang seringkali meliputi pembuatan dinding non-paralel yang secara fisik tidak langsung berhubungan dengan dinding ruang-ruang bersebelahan sehingga studio tersebut akan berupa ruangan di dalam ruangan yang terpisah dari suara yang disalurkan melalui kontak dengan bagian ruangan lain stasiun radio tersebut. Cara yang lebih mudah untuk membuat ruang kedap suara adalah dengan melapisi dinding dengan bahan bertekstur yang lunak seperti gabus, karpet atau tirai. Lantai sebaiknya berkarpet.
Akustik studio menjadi kurang bermasalah apabila kita memakai mikrofon "cardioid" (baca MIKROFON, di bawah ini). Sebenarnya, cardioid bisa menjadi jalan pintas yang murah untuk menciptakan studio dengan akustik yang memadai apabila programnya hanya berupa disk jockey (DJ) yang memainkan rekaman musik. Akan tetapi apabila stasiun radio tersebut berencana untuk melakukan wawancara dan diskusi maka ruangan dengan akustik yang baik tidak dapat lagi diabaikan.
Disamping harus tenang, studio juga harus berventilasi baik dan bersuhu udara nyaman. Masalahnya adalah bahwa suara-suara berisik dapat terbawa masuk melalui ventilasi atau justru menyebabkan adanya suara-suara berisik tersebut misalnya dari exhaust fan. Suara-suara yang masuk melalui ventilasi dapat diredam dengan melapis jalan udara dengan bahan yang lunak atau dengan membuat peredam di depan dan di dalam saluran udara.
Apakah orang yang berbicara di dalam studio on-air juga memanfaatkan konsol mikser? Hal ini biasa terjadi di stasiun-stasiun yang lebih kecil di Amerika: ruang kontrol dan studio on-air digabungkan dalam satu rangkaian peralatan. Akan tetapi distasiun-stasiun radio yang lebih besar terutama yang berformat berita dan wawancara seringkali merupakan ruangan-ruangan yang bersebelahan dengan pembatas jendela ganda di dinding diantara keduanya untuk dapat saling berkomunikasi secara visual. Pemakaian jendela kaca ganda ini akan membantu kondisi suara di studio. Kaca disisi studio biasanya dibuat tidak rata untuk menghindari kesejajaran dengan dinding yang menimbulkan pantulan suara. (Lihat diagram pada halaman berikut.)

MIKROFON

Mikrofon merubah suara menjadi energi listrik. Ada beberapa jenis. Mereka di kelompokkan menurut bentuk sensitivitas suara (omnidireksional, cardioid, bedil, dsb.), dan ditentukan oleh cara untuk merubah suara menjadi listrik. Seperti halnya instrumen musik, jenis dan model mikrofon yang berbeda mempunyai ciri-ciri yang berbeda pula.
Untuk pengumuman di studio, umumnya stasiun radio mempergunakan mikrofon "cardioid" yang mempunyai kepekaan terbatas pada lingkup ruang yang ada di depan mikrofon dalam jarak dekat. Sehingga membuatnya tidak peka terhadap suara-suara dibagian lain studio. Kepala mikrofon macam ini sering dibungkus dengan plastik busa (foam) untuk mengurangi suara letupan pada huruf "p" serta bunyi desis pada huruf "s", dan sebagainya.
Mikrofon direksional sangat peka terhadap volume udara berbentuk contong (cone). Lebar contong ini menentukan arah penerimaannya. Mikrofon jenis ini dipakai di studio untuk keperluan wawancara dan diskusi panel. Apabila mikrofon semacam ini cukup kuat maka kita dapat memakainya diluar studio dan sifat direksionalnya akan membantu mengurangi kebisingan dari lingkungan sekitarnya. Pada jarak dekat mikrofon seperti ini umumnya sangat peka terhadap suara-suara dengan frekwensi rendah. Banyak penyiar yang memanfaatkan kelebihan mikrofon ini untuk membuat suara mereka terdengar lebih dalam dan lebih akrab.
Mikrofon jenis profesional bervariasi harganya dari ratusan dollar sampai ribuan dollar. Jenis yang mahal umumnya jenis "condenser" yang menangkap dan menghasilkan suara-suara rinci dengan baik sehingga sering dipakai untuk merekam musik-musik klasik. Jenis Mikrofon macam ini yang sangat dihargai adalah buatan Neumann dan AKG. AKG model C414B saat ini merupakan model kesayangan di stasiun-stasiun radio Amerika. Sebuah tombol dibagian bawahnya dapat mengatur penangkapan untuk 4 jenis pola reaksi ruangan yang berbeda: cardioid, hypercardioid, direksional dan direksional ganda.
Masalah dengan mikrofon kondenser adalah harganya yang mahal dan konsumsi tenaga listriknya yang cukup tinggi. Tenaga listriknya berasal dari batrei yang ada di dalam mikrofon (yang harus diganti setelah dipakai beberapa ratus jam), atau dari sumber listrik eksternal (sampai 48 V, yang biasanya disalurkan lewat kabel mikrofon). Beberapa jenis mixer memang sudah dirancang untuk menyediakan "tenaga phantom" yang diperlukan oleh mikrofon kondenser ini. Akan tetapi beberapa jenis mikrofon kondenser buatan Eropa memakai sistem berbeda yang disebut tenaga "A-B" atau "T" yang tidak kompatibel dengan tenaga phantom. Apabila kita bermaksud menggunakan mikrofon kondensor pertama kali harus kita ketahui jenis daya/tenaga yang dipakainya. Kemudian kita harus berkonsultasi dengan pemasok konsol mixer kita untuk mengetahui apakai daya jenis itu dapat disediakan oleh mixer kita atau bisa diadakan secara opsional dan berapa harganya.

Mikrofon dinamis berharga lebih murah dan tidak membutuhkan tenaga listrik: energi suara sudah mencukupi untuk menggerakkan outputnya. Mikrofon jenis ini tidaklah sepeka mikrofon kondenser, akan tetapi pemeliharaan mikrofon jenis ini lebih mudah dan cukup memadai untuk pembicaraan. Merek-merek yang terkenal untuk mikrofon jenis ini di stasiun-stasiun radio Amerika meliputi: AKG, Electro-Voice, Sennheiser dan Shure. Mikrofon dinamis Electro Voice tipe RE 20 merupakan jenis yang paling banyak dipakai. Model MD421 juga merupakan jenis yang sangat dihargai.
Ketika kita mengumpulkan berita di luar studio maka beberapa jenis suara di lingkungan tempat wawancara kita diperlukan untuk memberikan kesan keaslian dan keberadaan kita ditempat tersebut. Untuk tujuan tersebut beberapa jurnalis menggunakanmikrofon direksional, direksional ganda atau omnidireksional, karena mikrofon jenis ini tidak mengisolir suara pembicara seperti halnya mikrofon cardioid. Mikrofon bentuk bedil (shotgun) dirancang untuk mengambil suara jarak jauh. Beberapa mikrofon lapangan mempunyai tombol dipegangannya atau dilengkapi dengan beberapa kapsul untuk merubah tangkapan ruangnya.
Mikrofon lapangan harus kuat untuk dibawa kemana-mana bahkan tidak rusak kalau jatuh. Mikrofon Beyer model 58 diakui oleh banyak orang sebagai mikrofon pegangan omnidireksional yang mempunyai hasil suara paling baik. Mikrofon Electro-Voice model RE50, 635A dan DO56 juga merupakan tipe yang populer. Jenis-jenis ini mudah dibawa dan bebas gangguan suara angin dan tidak mudah rusak.
Mikrofon dirancang untuk mengumpulkan dan menyiarkan berita mempunyai impedansi yang rendah (50-600 ohms). Sebaliknya mikrofon dengan "impedansi tinggi" dipakai dalam acara-acara publik seperti konser, kampanye politik yang menggunakan loudspeaker yang besar-besar. Mikrofon dengan impedansi tinggi tidak dapat dipakai dengan perlengkapan siaran standar tanpa memakai adaptor. Kalau kita pakai mikrofon jenis ini dengan adaptor untuk siaran maka kabelnya harus pendek dan terbungkus dengan baik serta mempunyai grounding yang baik untuk menghindari suara balik atau suling dan hilangnya frekwensi audio yang tinggi. Jadi lebih baik untuk hanya memakai mikrofon dengan impedansi rendah untuk perekaman dan penyiaran.

GRAMAFON

Gramafon untuk siaran sedikit berbeda dengan gramafon yang dipakai di rumah tangga: alat ini akan berputar lebih cepat pada kecepatan penuh dan kemudian tetap pada kecepatan tersebut dengan konsisten. Untuk kepentingan siaran ini gramafon dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digerakkan dengan tangan untuk mengetahui awal yang dikehendaki dari sebuah lagu dan ditahan berhenti pada posisi kunci tersebut tanpa merusakkan motornya. Gramafon yang bukan jenis profesional akan rusak jika diperlakukan seperti itu. Meskipun gramafon untuk siaran mempunyai ciri-ciri khusus seperti itu, akan tetapi tangan pegangan jarum dan jarumnya tidak berbeda dengan yang dipakai di rumah tangga.
Dengan bertambah populernya compact disk (CD) permintaan terhadap gramafon saat ini menurun. Harga gramafon bekas saat ini sedang turun. Dengan demikian stasiun radio baru dapat menghemat banyak uang dengan membeli grmafon bekas - akan tetapi hal ini lebih mengandung resiko. Barang-barang yang dijual di pasar loak saat ini mungkin kondisinya sudah parah karena sudah dipakai lama karena stasiun radio berfikir lebih baik membeli pemutar CD dari pada membeli gramafon baru saat gramafonnya mulai rusak. Beberapa gramafon yang dimiliki oleh stasiun radio saat ini juga dipakai untuk kegiatan lain seperti di diskotik atau untuk mengiringi kelompok rap. Pemakaian seperti ini akan mempercepat keusangan peralatan tersebut yang tak lagi dapat dibetulkan. Jadi kalau anda akan membeli gramafon bekas maka anda harus memeriksanya dengan teliti terutama lakhernya, peralatan karet dan motornya. Untuk jenis yang lebih tua anda harus yakin bahwa suku cadangnya masih tersedia.
Sebagaimana halnya dengan output dari mikrofon, output dari piringan hitam berupa sinyal-sinyal kecil (1-300 mV) yang harus dikembangkan ke tingkat yang setara dengan sinyal-sinyal lainnya pada program anda agar dapat digabungkan dengan baik. Untuk itu diperlukan pre-amplifier (pre-amp). Pre-amp yang dirancang untuk kebutuhan rumah tangga dapat dipakai di studio siaran, sepanjang memenuhi dua persyaratan:
1) tidak terpengaruh oleh gangguan radio. Prea-amp yang dirancang untuk siaran diberi pelindung untuk melindungi sirkuit-sirkuitnya dari medan-medan radio yang kuat yang berada disekeliling pemancarnya.
2) Apabila pemancar kita berdaya rendah atau jauh dari studio maka hal ini tak akan menjadi masalah.
3) Output dari pre-amp dapat sesuai dengan perlengkapan kita yang lain.



Perlengkapan studio yang profesional mempunyai apa yang disebut dengan output berimbang sedangkan peralatan yang non-profesional mempunyai perlengkapan yang tidak berimbang. Selanjutnya pelajari SALURAN-SALURAN BERIMBANG VS TIDAK BERIMBANG untuk mengetahui lebih lanjut masalah ini. Apabila konsol mixer tidak mempunyai input untuk saluran-saluran tidak berimbang maka diperlukan interface untuk "tidak berimbang ke berimbang". Alat ini harus dipasang dekat dengan pre-amp.

PEMUTAR CD

Secara cepat kompak disk (CD) menggantikan perananan piringan hitam sebagai medium utama rekaman musik. CD mempunyai sinyal rasio yang lebih unggul dan waktu putar yang lebih lama dalam format yang tahan kerusakan. Di Amerika Serikat album lagu-lagu pop tidak lagi diproduksi dalam bentuk piringan hitam. Meskipun masih banyak lagu-lagu lama yang hebat yang hanya tersedia dalam bentuk piringan hitam, akan tetapi studio rekaman yang tidak mempunyai Pemutar CD akan ketinggalan dalam mengikuti perkembangan musik baru. Pemutar CD untuk kebutuhan rumah tangga berharga jauh lebih murah dari versi profesionalnya. Apakah versi rumah tangga tersebut dapat dipakai untuk studio siaran?
Sebuah survei stasiun-stasiun radio universitas di Amerika Utara dan Eropa (dilaksanakan melalui jaringan komputer "Usenet" tahun lalu) menanyakan beberapa pertanyaan pada pengguna pemutar CD profesional di studio-studio siaran. Terdapat kesepakatan yang luas bahwa ada beberapa tipe/model yang bekerja dengan baik di studio. Banyak responden yang menyatakan bahwa membeli dua pemutar CD seharga masing-masing $ 200 - $ 300 jauh lebih memuaskan daripada membayar 5 kali lebih mahal untuk versi profesional. Walaupun model non-profesional tidak seawet model profesional akan tetapi mempunyai dua pemutar CD lebih memberikan rasa aman dengan adanya cadangan disamping itu pemutar CD kedua memberikan kemudahan bagi operator/DJ untuk mengatur disk sementara ia menjalankan yang lainnya. Pemutar CD merek Technics memperoleh pujian terutama model SL-P477.
Terdapat pula kesepakatan bahwa studio sebaiknya tidak menggunakan pemutar untuk multi disk meskipun pemutar jenis ini dapat diprogram untuk siaran musik dalam waktu yang lama (berjam-jam). Hal ini karena pengalaman menunjukkan pemutar CD jenis ini cenderung untuk mengalami banyak masalah mekanis disamping beberapa pekerja radio menyatakan bahwa diperlukan waktu yang lebih lama untuk pindah dari satu disk ke disk yang lain.

SALURAN-SALURAN BERIMBANG DAN TAK BERIMBANG

Sejalan dengan perbaikan peralatan audio yang tersedia bagi publik, tampaknya banyak diantaranya yang cukup baik untuk dipakai dalam studio siaran dan produksi profesional. Hal yang serupa juga terjadi pada pemutar CD. Godaan untuk memakainya meningkat disebabkan karena harga peralatan nonprofesional yang murah.
Akan tetapi ada masalah yakni kompatibilitas. Peralatan audio untuk pemakaian rumah tangga mempunyai output "tak berimbang" yang mengirimkan kekuatan sinyal yang lebih rendah dibandingkan dengan perlengkapan studio yang profesional (0,316 V [-10 dBm] dibanding 1,23 V [+4 dBm]). Output tak berimbang dirancang untuk disalurkan melalui kabel koaksial yang terdiri kawat penghantar tunggal di dalam selubung yang berhubungan dengan tanah (grounding). Sedangkan output berimbang dirancang untuk saluran audio dengan dua kawat penghantar yang tak satupun dihubungkan dengan tanah: ketika aliran listrik mengalir ke satu arah di kabel "A" maka aliran listrik yang setara mengalir dengan arah berlawanan di kabel "B". Hubungan ke tanah seringkali disediakan oleh kawat ketiga dalam kabel tersebut. Oleh karenanya maka diperlukan penghubung/konektor yang berbeda bagi saluran-saluran berimbang dan tidak berimbang.
Saluran-saluran berimbang jauh dari resiko induksi arus maupun gangguan medan elektro magnet yang ada disekitar pemancar. Itulah sebabnya maka stasiun-stasiun pemancar menyukainya. Sayangnya, menghubungkan output tak berimbang kedalam input berimbang seringkali menimbulkan hasil yang tidak memuaskan - kecuali memakai interface/adaptor.




Karena peralatan nonprofessional telah banyak dipakai di studio maka terjadi bertambah banyak saja masalah untuk menggabungkan output tak berimbang dengan input berimbang. Banyak perusahaan saat ini menjual interface "pro/non-pro". Interface semacam ini memerlukan kombinasi antara konektor-konektor yang diperlukan dengan jalur-jalur kawat dengan penguat kecil yang akan membesarkan sinyal -10 dBm sampai ketingkatan saluran profesional, atau sebuah tahanan yang akan mengurangi sinyal "pro" sampai ke tingkatan yang sesuai untuk untuk input tak berimbang. Banyak interface macam ini yang dilengkapi dengan trafo audio untuk menyesuaikan impedansi input dan output. Interface tersebut harus dipasang pada ujung tak berimbang untuk mengurangi panjang dari saluran tak berimbang di studio. Apabila anda ingin membuat sendiri interface serupa, berikut ini dua kemungkinan dasar untuk mengatur hubungannya:




Perhatikan bahwa beberapa perlengkapan audio professional mempunyai input dan output untuk keduanya; saluran berimbang dan saluran tidak berimbang, sehingga dapat mengurangi kebutuhan interface. Fleksibilitas semcam ini sangatlah membantu.

MESIN PEMUTAR/PEREKAM TAPE AUDIO

Mesin Pemutar/Perekam tape audio dapat dibagi atas tiga jenis menurut cara pengemasan tape nya: dalam kaset, katrij atau gulungan terbuka (open reel). Disamping itu terdapat pula berbagai cara untuk melapis pitanya. Stasiunstasiun radio umumnya memilih satu jenis tape dalam setiap format dan memakainya secara luas sehingga mereka tidak perlu untuk selalu mengganti Mesin Pemutar/Perekam tape agar dapat bekerja sebaik mungkin.
MESIN PEMUTAR/PEREKAM KASET Kaset audio dikenal hampir oleh setiap orang. Lebar pita (3,1 mm) dan ukuran serta bentuk wadah plastiknya sama di semua tempat. Akan tetapi wadah ini dapat menampung pita dengan jenis dan panjang yang berbeda. Ada juga perbedaan pada ekualisasi dan bias yang dipakai dalam pelapisan magnetik pada pitanya.
Pelapisan magnetik pita audio yang paling murah dan paling umum adalah ferro oksida (Fe2O). Lapisan Chromium Dioksida (CrO2) mempunyai rasio sinyal/kebisingan yang tinggi dan menampung tenaga audio yang berfrekwensi lebih tinggi sehingga sangat disukai untuk musik. Akan tetapi kelebihan-kelebihan ini mudah sekali punah oleh suhu panas. Oleh karenanya kalau anda mempunyai banyak materi dalam kaset CrO2 simpanlah di tempat yang dingin. "Formulasi Logam/Metal" pada pita akan mempunyai rasio sinyal/kebisingan yang lebih baik dan lebih tahan panas. Akan tetapi harga kaset seperti ini mahal dan hanya dapat diputar pada mesin yang dirancang untuk menerima hasil output yang lebih keras selama pemutaran kembali (periksalah jenis tombol selector pada mesin Mesin Pemutar/Perekam anda).
Kaset menjadi populer karena kemudahan pengoperasiannya akan tetapi tetap akan menimbulkan suara desis pada hasil rekaman meskipun kita menggunakan peralatan termahal sekalipun. Hal ini dapat didengar dengan jelas apabila pemutaran kaset itu dilakukan setelah siaran langsung atau setelah pemutaran CD. Ada beberapa teknik yang dikembangkan untuk menekan suara desis ini. Mesin Pemutar/Perekam kaset untuk studio produksi atau pemakaian on-air harus dilengkapi dengan sistem peredam desis "Dolby", "Hx Pro" atau "dbx". Rekamlah kaset dengan sistem peredam desis yang akan dipakai untuk memutar kembali.
Ada banyak Mesin Pemutar/Perekam kaset yang ada dipasar sehingga sulit untuk mengatakan yang mana diantaranya yang paling baik. Meskipun demikian jenis portable yang dapat dipakai untuk pengumpulan berita di luar studio tidaklah terlalu banyak tersedia. Perekam kaset merek Sony model TC-D5PRO-II banyak digemari karena kwalitas audionya yang prima, ringan, tidak mudah rusak serta awet pemakaian batereinya. Merek Marantz model PMD-430 berharga lebih murah tetapi mempunyai kemampuan yang sama dan mempunyai lebih banyak kemampuan (termasuk peredam desis dbx) akan tetapi tidak setahan buatan Sony.

MESIN PEMUTAR/PEREKAM CARTRIDGE Seperti halnya dengan kaset, cartridge menyimpan pita dalam tempat terlindung. Akan tetapi ukuran cartridge lebih besar dari kaset dan hanya ada satu gulungan di dalamnya. Pitanya berukuran lebih lebar (6,3 mm) dan ujung pitanya bersambung sehingga membentuk lingkaran yang tak berujung. Ini berarti bahwa crtridge tidak perlu untuk digulung balik - karena dapat digulung ke depan terus sampai ke titik awal rekaman lagi.
Mesin pemutar/perekam dikembangkan khusus untuk memenuhi kebutuhan penyiaran. Daya tarik utamanya adalah pada pencariannya yang otomatis. Ketika sebuah cartridge dipakai untuk merekam, sebuah "nada tanda" direkam di trek terpisah untuk memberi tanda awal rekaman. Nada ini dapat ditangkap oleh oleh alat yang memainkannya akan tetapi tidak dikirim ke saluran keluar audio sehingga pendengar tak dapat mendengarkannya. Ketika pemutarnya mendeteksi adanya tone ini maka secara otomatis berhenti dengan posisi pita pada awal rekaman siap untuk diputar kembali.
Cart dipakai untuk rekaman-rekaman yang pendek dan sering di ulang-ulang pada saat-saat tertentu seperti pengumuman-pengumuman rutin, lead program, iklan, jingle dari radio siaran, efek suara, dsb. Pita ini berukuran pendek karena materi yang direkam didalamnya hanya untuk beberapa detik atau menit saja. Beberapa jenis mesin pemutar mempunyai slot untuk beberapa cart sehingga operator hanya tinggal memilih tombol mana yang ditekan untuk memainkan pilihannya.
Cart dibuat dalam 3 ukuran standar. Hampir semua stasiun radio menggunaka jenis A atau AA yang cocok untuk semua mesin pemutar/perekam dan msuk dalam wadah yang berukuran sama (101 x 133 x 22 mm). Kedua jenis ini hanya berbeda pada kimia bahan pitanya. Jenis B dan BB, dan C dan CC dibuat dalam tempat yang lebih besar dan hanya dipakai untuk perekaman yang lebih lama.
Negara-negara Eropa dan Amerika Utara mempunyai standar ekualisasi yang berbeda bagi mesin-mesin yang dipakai untuk pita yang berukuran lebar 6,3 mm baik untuk mesin tape dengan reel terbuka maupun untuk cartridge. Perbedaan ini hanya tampak apabila suatu rekaman yang dibuat pada satu dan kemudian dimainkan kembali pada mesin lain yang mempunyai standar berbeda. Banyak studio perekaman yang mempunyai suit untuk memilih salah satu standar ini (Untuk Eropa adalah IEC atau NAB untuk standar Amerika Utara). Tidak menjadi masalah standar mana yang anda pakai asal sesuai dengan sistem yang dipakai dalam perekamannya.
Mesin cart ini sangat kuat, tidak mudah rusak dan enak dipakainya. Semua jenis mesin mempunyai kemampuan untuk memutar kembali akan tetapi untuk kemampuan merekam harus membeli jenis-jenis tertentu yang harganya lebih mahal sekitar 50 - 100%. Mesin pemutar/perekam cart ini mahal harganya ($ 1,000 +) sehingga pilihan untuk mempunyainya harus dipertimbangkan baik-baik oleh stasiun radio pemancar yang mempunyai dana terbatas. Mesin pemutar/perekam kaset dapat melakukan pekerjaan yang sama dengan biaya yang lebih rendah tetapi ya lebih repot, dengan kwalitas audio yang lebih rendah dan kemungkinan kesalahan pencarian yang lebih besar.

MESIN PEMUTAR/PEREKAM TAPE REEL TERBUKA. Jenis ketiga dari mesin pemutar/perekam audio tape adalah "reel terbuka" (juga disebut "reel ke reel"). Untuk jenis ini pitanya tidak diletakkan di dalam wadah tertutup tetapi digulung pada kelos tipis dan lebar. Jenis yang dipakai untuk produksi dan editing berbeda dengan jenis yang dipakai hanya untuk rekaman sederhana dan play back. Alat pemutar/mesin produksi dapat diputar oleh operator bolak-balik dengan bebas untuk mencari momen tertentu dalam rekaman tersebut dan memindahkan dengan cepat dari play-back ke rewind dan fast forward tanpa menyebabkan kerusakan pada mesin. Tipe-tipe yang tidak dirancang untuk perlakuan seperti itu akan cepat sekali rontok apabila diperlakukan seperti itu.
Mesin pemutar/perekam reel terbuka dipakai dalam produksi audio karena tape jauh lebih mudah untuk dipotong dan disambung karena tidak ditempatkan dalam wadah tertutup. Disamping itu ukuran tape yang lebih lebar (6.3 mm) dan kecepatannya yang lebih tinggi (19 atau 38 cm/detik) yang menjadi standar jenis ini, menghasilkan kwalitas suara yang lebih baik dari kaset. Kebanyakan stasiun radio memakai perekam 2 trek (stereo atau dual mono), meskipun pemancar mereka cuma mono.
Setelah selesai suatu produksi dapat diputar kembali dalam mesin pemutar jenis ini atau dipindahkan ke dalam bentuk kaset atau cartridge. Tidaklah tepat untuk memainkan diudara tape yang mempunyai sambungan berulang kali. Bayangkan betapa malunya apabila sambungan itu putus saat disiarkan. Pada umumnya format bentuk reel terbuka ini paling baik untuk produksi dan bukan untuk studio on-air.
Sebagaimana telah disebutkan, Eropa dan Amerika Utara mempunyai sedikit perbedaan standar pada ekualisasi tape 6.3 mm. Kebanyakan mesin pemutar reel terbuka memakai standar NAB atau IEC. Tidak menjadi masalah mana yang anda punyai asalkan ekualisasi pada playback sama dengan ekualisasi pada perekaman.

EARPHONE DAN LOUDSPEAKER

Loudspeaker dijumpai di hampir semua studio on-air. Rasanya enak sekali dapat mendengar apa yang sedang disiarkan dan mencek materi sebelum disiarkan. Tentu saja teknisi harus dapat mendengar sinyal lepas dari studio, untuk meyakinkan bahwa tidak ada cacat atau celanya.
Akan tetapi loudspeaker dapat berinteraksi dengan mikrofon aktif sehingga menimbulkan gangguan bagi pendengarnya, oleh karenanya lebih baik menggunakan earphone selama siaran langsung. Earphone yang tidak profesional dapat dipakai di studio seperti halnya kebanyakan speaker high fidelity. Meskipun demikian, loudspeaker yang "mewarnai" suara tidak mewakili dengan tepat program yang disiarkan atau direkam. Misalnya, kebanyakan loudspeaker yang dipakai di rumah memperbesar kekuatan suara bass. Kalau operator tidak menyadari hal tersebut, dia bisa salah dalam menyesuaikan susunan ekualisasinya. Untuk tujuan ini, loudpeaker yang dirancang untuk pemakaian studio mempunyai "respon yang rata". Artinya loudspeaker jenis ini mengeluarkan setiap frekwensi audio dengan proporsi yang tepat sama dengan sinyal listriknya.

KONSOL MIXER

Stasiun-stasiun radio membutuhkan mixer untuk paling sedikit dua tujuan: menggabung sumber-sumber suara dalam siaran langsung untuk disiarkan melaui pemancar dan untuk menggabung sumber-sumber suara dalam suatu rekaman untuk disiarkan diwaktu yang akan datang. Setiap stasiun radio memerlukan mixer konsol untuk siaran langsung. Mungkin saja anda memancarkan siaran tanpa mixer kedua untuk produksi meskipun hal tersebut tentunya menghadapi banyak keterbatasan
Memilih mixer merupakan keputusan yang penting. Barangkali benda ini merupakan alat yang paling mahal di studio. Membeli perlengkapan ini dengan fungsi yang tak tepakai sama dengan menghamburkan uang, akan tetapi menutup kemungkinan bagi pengembangan di masa depan akan berakibat lebih mahal karena kita harus membeli mixer baru untuk mengakomodir rencana tersebut.
Mixer untuk keperluan siaran langsung berbeda dengan mixer untuk produksi sehingga konsol mixer yang dirancang untuk keperluan-keperluan tersebut mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda. Perbedaan yang utama adalah bahwa konsol mixer untuk studio siaran langsung dirancang lebih kuat dan sederhana. Mengganti konsol mixer siaran langsung dapat sangat mengganggu sehingga diperlukan konsol yang baik yang tahan untuk dipakai berpuluh-puluh tahun. Kesederhanaan rancangan akan mengurangi resiko operator berbuat kesalahan yang akan didengar oleh pendengarnya. Mixer yang dipakai untuk produksi mempunyai banyak suit dan tombol karena fleksibilitas merupakan suatu nilai plus baginya.
Tetapi janganlah kita terlalu memperbesar perbedaan-nya karena hampir semua konsol mixer pemancar radio dapat dipakai baik untuk mixer siaran langsung maupun untuk produksi. Sesungguhnya lebih baik untuk menghubungkan keduanya sebab apabila satu rusak maka yang lain akan dapat menggantikannya. Stasiun-stasiun radio yang tidak mampu membeli dua mixer dapat menggunakan konsol on air untuk produksi, tentunya pada saat stasiun radio sedang tidak meng-



udara , atau bahkan saat mengudara sekalipun. Untuk itu diperlukan keahlian karena mungkin untuk melakukan rekaman dan mixing pengumuman dengan menggunakan konsol on-air yang sedang memainkan serangkaian rekaman musik atau menyela produksi beberapa menit untuk berbicara langsung pada pendengar. Umumnya tersedia saluran mixing yang memadai untuk mendukung dua kegiatan yang tak berhubungan pada saat yang sama.
Mungkin anda telah pernah melihat mixer yang dirancang untuk merekam pertunjukan langsung dan mengumpan amplifier pada konser-konser. Model ini jauh lebih murah dan lebih mudah diperoleh dari pada konsol untuk stasiun radio. Akan tetapi konsol untuk pertunjukan ini umumnya dirancang untuk mikrofon dengan impedansi tinggi dan bukan untuk jenis mikrofon yang berimpedansi rendah yang dipakai di studio-studio. Jadi terdapat hubungan yang kurang seimbang. Akan tetapi ada beberapa jenis dari model ini yang membunyai input berimbang baik untuk sumber-sumber dengan impedansi tinggi maupun dengan impedansi rendah. Model `seperti ini dapat dipergunakan sebagai mixer produksi atau siaran langsung asalkan jumlah input untuk impedansi rendah mencukupi bagi sumber-sumber suara anda dan kalau output dari konsol kompatibel dengan STL dan pemancar anda. Jadi periksalah spesifikasinya dengan teliti sebelum membeli.
Tak semua stasiun radio mempunyai rangkaian input suara yang sama atau mempunyai kebutuhan produksi yang sama. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang berbeda ini, beberapa mixer modern dibuat dalam bentuk modul-modul. Artinya, mereka ini disusun dari modul-modul yang dipilih pada saat pembelian untuk digabung menjadi konsol yang memenuhi kebutuhan dan anggaran dari stasiun radio. Bentuk-bentuk modul ini memungkinkan untuk menambah input saat stasiun tumbuh dan untuk meningkatkan atau mengganti masing-masing modul yang diinginkan dari pada membeli konsol baru.
Beberapa modul memang dirancang untuk input-input "setingkat mic" (mikrofon), sedangkan lainnya untuk input-input "setingkat saluran" (mono atau stereo), untuk hubungan dengan "hybrids" telepon, untuk taperecorder dengan remote kontrol, untuk output ke ruangan kontrol monitor sistem, equalisasi, dsb.
Setiap input mix melewati potensio (yang juga dikenal sebagai pengontrol volume, potensiometer atau tombol) sehingga tingkat sinyal yang datang dan yang keluar dapat dapat disesuaikan. Tingkat suara yang dikehendaki dapat diatur melalui penempatan potensio yang tepat. Oleh karena itu potensio itu umumnya dalam bentuk kenop yang besar atau potensio geser.
Umumnya mixer mempunyai paling sedikit 5 potensio - seringkali 8, 10, 12 atau lebih. Banyak model mempunyai potensio yang mengatur 2 - 3 input untuk menggabungkan atau memilah-milah sumber-sumber tersebut.
Alat ini juga mempunyai meter yang menunjukkan perubahan-perubahan sinyal audio setiap saat. Sayangnya cara untuk mengukur sinyal ini bervariasi dari satu negera ke negara lain, terutama di Eropa. Hal ini berarti sinyal yang sama akan menampilkan tampilan berbeda tergantung jenis alat pengukur yang kita pakai. Hal tersebut menimbulkan sedikit masalah mengenai jenis pengukur yang mana yang dipunyai oleh konsol anda. Seorang operator yang terbiasa dengan satu jenis pengukur mungkin perlu latihan untuk belajar menafsirkan secara tepat jenis pengukur yang lain.
Jenis-jenis pengukur yang sering ditemui pada mixer audio adalah VU (Volume Unit) tipe Amerika and Pengukur Puncak Program EBU (PPM). Tabel berikut ini merangkum jenis-jenis yang mungkin anda temui:


Standar bagi Beberapa Pengukur Tingkat Puncak Audio
Yang dipakai di Studio-studio Pemancar

Nama Alat Dipakai di Waktu Integrasi Waktu Baca sampai 99%
Pengukur Negara (mili detik) Tuntas (mili detik)

OIRT Program Eropa Timur/ 10 + 5 < 300 (jenis jarum)
Level Meter Tengah 60 + 10 < 150 (jenis cahaya)

EBU Standard Eropa Utara 10 (- 2 dB) ___
Peak Program & Barat
Meter

Peak Program Belanda 10 (- 1 dB) ___
Meter (PPM) 5 (- 2 dB)
0.4 (- 15 dB)

BBC Peak Sound Inggris 10 ___
Indicator

Peak Level Italia 1.5 20
Meter

Maximum Jerman 5 80
Amplitudo
Indicator

VU Meter Perancis 207 + 30 300 + 10%

VU Meter USA 165 300


---Sumber CCITT Fascicle III.6 - Rec.J.15


"Waktu Integrasi" = jangka waktu untuk mengambil contoh sinyal untuk ditentukan tingkatnya. Lebih lama waktu integrasinya, lebih tepat untuk mewakili rata-rata dibandingkan dengan pembacaan sekilas saja. 1 mili detik = 0,001 detik.

Faktor biaya terbesar dari mixer siaran adalah: jumlah dari potensio (fader) nya; jumlah channel dengan equalisernya; jenis modul-modulnya (mono atau stereo); serta kwalitas konstruksinya. Sebua mixer stereo dengan 24 fader masing-masing dengan equalisasi mungkin berharga 10 kali dari harga mixer mono dengan 5 fader tanpa equalisasi.
Sebelum memilih sebuah mixer, bayangkan berapa input mikrofon yang akan dibutuhkan pada saat yang bersamaan; berapa banyak input "line level"; berapa diantaranya yang harus stereo atau mono dan yang mana yang memerlukan equalisasi. Fader tidak diperlukan untuk setiap sumber suara yang tersedia. Sebagaimana yang dijelaskan di atas, kebanyakan fader dipakai untuk 2 atau 3 input, dan beberapa jenis mixer mempunyai tambahan modul "selektor input"untuk menyalurkan lebih banyak sumber kedalam mixer. Panel (patch bay) dapat pula menanggulangi masalah terbatasnya input-input langsung.
Apakah stasiun radionya akan menyiarkan dalam mono atau stereo? Apabila stereo, maka output konsolnya harus pula stereo. Apabila akan mulai menyiarkan dengan mono dengan kemungkinan nantinya berkembang ke stereo maka yang dicari adalah konsol stereo dengan output tambahan "mono sum".

PANEL STEKER

Seringkali diperlukan untuk mengubah lajur sinyal audio di studio. Sebuah diskusi panel mungkin memerlukan tambahan mikrofon, sejam kemudian kita perlu membuat kopi rekaman tape open reel ke rekaman bentuk cartridge yang tentunya memerlukan pengaturan yang berbeda. Atau mungkin studio hanya mempunyai satu equalizer dan beberapa sumber suara yang memerlukan equalizer tersebut dalam waktu bersamaan.
Panel steker atau "patch bay" akan membuat pengaturan ini menjadi mudah. Seperti halnya panel telefon tua, panel ini mempunyai deretan steker "perempuan" yang dapat dihubungkan dengan kabel pada steker "laki-laki" di ujung-ujungnya. Menggunakan panel steker ini akan meningkatkan kerumitan dan menambah panjang kabel di studio. Akan tetapi kalau kita pertimbangkan lebih jauh, kita akan membutuhkan fleksibilitas yang ditawarkannya dan menghargai banyaknya waktu yang dapat dihematnya.
Konfigurasi-konfigurasi sementara merupakan hal yang biasa di studio, oleh karenanya adanya panel ini merupakan suatu kebutuhan.Pertimbangan untuk mengadakan panel ini di studio tergantung pada berapa banyak perlengkapan yang ada di studio, fleksibilitas dari konsol mixer yang anda punyai dalam melayani pilihan-pilihan sumber dan kebutuhan variasi yang diperlukan program-program anda.
Panel steker merupakan elemen perlengkapan yang murah di studio. Alat ini juga mudah untuk dibuat. Berikut ini beberapa petunjuk untuk membuatnya:
1. Pakailah jek dan steker yang berkwalitas tinggi yang mudah untuk dicopot. Jek-jek dan steker-steker ini harus mempunyai jenis yang sama sehingga kabel-kabel panel ini dapat dihubungkan dengan dua jek yang manapun. Hubungan listrik harus dibuat dari logam yang tidak terkorosi dan tetap kelihatan bersinar.
2. Pasanglah jek-jek tersebut dalam deretan sehingga semua terminal arde dapat dihubungkan dengan kabel arde yang lurus dan tebal.
3. Pasanglah jek lebih banyak dari yang diperlukan oleh stasiun radio. Lebih baik lebih sebagai cadangan daripada kurang. Stasiun radio cenderung menambah peralatan bersama dengan berlalunya waktu, dan seringkali membutuhkan hal-hal yang belum mereka antisipasi sebelumnya.
4. Rencanakan/gambarlah dengan baik saluran input dan output yang mana yang harus dihubungkan dengan jek sebelum menyolder kabel-kabel saluran. Berikan tanda-tanda yang akurat mengenai semua hubungan tersebut dan perbaruhi catatan/gambar anda apabila terjadi perubahan pada hubungan tersebut. Berilah label yang jelas pada setiap jek di panel depan.
5. Sirkuit yang mempunyai tingkat sinyal yang berbeda harus dipisahkan kelompoknya; sumber dan tujuan harus dipisahkan deretannya.
6. Tetaplah konsisten dalam cara menghubungkan kabel-kabel ke jek sehingga tidak menimbulkan perbedaan dalan fase sinyal saat dua perlengkapan dihubungkan dengan memakai steker dan jek yang berbeda.

KABEL

Kabel-kabel yang menghubungkan peralatan audio mempunyai peranan yang sama pentingnya pada studio seperti halnya perlengkapan yang memproses sinyal. Sebenarnya, kabel juga dapat "memproses" audio sedemikian rupa sehingga menimbulkan masalah. Kabel-kabel ini dapat berperilaku seperti antena yang menyerap dan memancarkan enerji dan kabel yang panjang dapat memperlemah frekwensi audio yang tinggi. Jadi jenis kabel dan cara pemasangannya benar-benar berpengaruh.
Kalau anda membeli kabel sebaiknya anda membeli kabel dalam rol besar dari jenis yang dikehendaki untuk dipakai diberbagai keperluan saluran di studio. Membeli dalam jumlah yang besar membuat harga per meternya lebih rendah disamping itu apabila anda membutuhkan kabel panjang tanpa sambungan hal tersebut akan tersedia. (Memotong-motong kabel menjadi potongan-potongan pendek untuk disimpan bagi keperluan yang akan datang tidaklah bijaksana. Setiap sambungan akan menyebabkan terjadinya kehilangan, kebocoran maupun pantulan daya.)
Bagian di atas mengenai SALURAN-SALURAN BERIMBANG VS TIDAK BERIMBANG menunjukkan bahwa di sebagian besar stasiun radio, sinyal audio bergerak dari satu tempat ke tempat lain melalui sepasang kabel saluran berimbang. Kawat tembaga ini melilit satu sama lain, untuk mengurangi kebisingan yang disebabkan oleh medan-medan elektro magnetis yang menyeberanginya. Pada umumnya lebih banyak pilinan yang dibuat tiap sentimeter maka kabel itu akan menjadi kurang sensitif terhadap medan-medan di luar. Akan lebih membantu jika lapisan disekeliling tiap kabel diberi warna yang berbeda untuk mempermudah membedakannya apabila menghubungkannya dengan steker, jek atau terminal lainnya ketika membangun stasiun radio tersebut.
Kawat yang ketiga di dalam kabel menyalurkan kebocoran listrik ke dalam tanah. Semua kawat ini harus berada di dalam selubuh kepangan logam atau lembaran logam tipis yang mempunyai tingkatan "lapisan perlindungan 100%" dan dilapis dengan pelapis plastik atau karet yang lunak. Kapasitansi kabel tersebut permilimeter diupayakan serendah mungkin.
Kawat di dalam kabel audio tersebut tidak perlu terlalu tebal karna yang dihantarkan mungkin hanya beberapa mili watt saja. Kebanyakan pemancar Amerika Serikat menggunakan kabel untai dengan garis tengah 0.51 - 0.64 mm (22 sampai 24 AWG [unit "Ukuran Kabel Amerika"]. Kabel loudspeaker juga berbentuk untaian akan tetapi lebih tebal: 1.29 - 2.05 mm (12 sampai 16 AWG).
Apabila beberapa kabel dipakai menghubungkan dua wilayah studio, talikan menjadi satu dalam bundel untuk menghindari menjadi ruwet. Kabel-kabel audio mengandung voltase yang berbeda lebih dari 15 dB tidak boleh ditalikan menjadi satu bundel. Itulah sebabnya umumnya dibuat pengelompokan empat macam: voltase rendah (di bawah - 20 dBm; kabel-kabel mikrofon dan gramafon, misalnya); sinyal-sinyal "sumber berimbang" (-20 sampai +18 dBm; output dari tape dan pemutar CD); sinyal-sinyal tingkat tinggi (di atas 18 dBm; menghubungkan amplifier audio ke loudspeaker-loudspeaker); dan mengontrol sirkuit dan saluran-saluran daya utama. Kabel audio dapat dipakai untuk sirkuit-sirkuit kontrol bervoltase rendah akan tetapi JANGAN SEKALI-KALI dipakai untuk menyalurkan daya utama.
Disamping untuk sirkuit audio, pemasangan kabel juga diperlukan untuk 3 jenis grounding listrik yakni: untuk peralatan, untuk pelidung kabel serta untuk perlindungan terhadap petir. Grounding membuat aliran lkistrik yang tidak diinginkan mengalir ke tanah. Disamping itu grounding juga memberikan sumber volase bagi sirkuit-sirkuit yang memerlukannya. Lajur grounding tidak boleh merupakan lingkaran tak berujung sehingga aliran listrik dapat berputar-putar terus di sana. Untuk menghindari lingkaran tak berujung ini maka pelindung kabel audio harus di hubungkan dengan tanah hanya pada satu ujung saja.
Setiap bagian peralatan yang utama - khususnya konsol mikser dan pemancar - harus mempunyai hubungan ke tanah sependek dan selangsung mungkin. Hubungan ini harus bertahanan rendah: kawat tembaga tebal (atau yang lebih baik, jalinan lempeng tembaga) harus disolder dengan matang atau diklemkan pada batang tembaga yang ditanam di tanah. (Penyoderan matang sebaiknya dilakukan dengan timah perak dan bukannya timah biasa.)
Perencanaan yang matang dan diagram yang akurat diperlukan baik untuk penyambungan kabel studio maupun untuk sistem groundingnya. Hal ini akan menghemat banyak waktu kalau seandainya nanti terjadi masalah dan tidak ada lagi yang ingat rincian pemasangan tersebut.

HUBUNGAN TELEPON

Telepon yang dihubungkan dengan sistem radio stasiun radio membuat orang di luar studio dapat berpartisipasi dalam penyusunan program. Kwalitas audio dari saluran telepon umumnya lebih jelek dibandingkan sumber-sumber program yang lain, akan tetapi potensinya untuk memberi sumbangan yang berharga dan bernilai berita menjadi alasan untuk memasukkan media ini ke dalam rancangan anda. Mungkin tepon ini yang akan menjadi alat pengumpul berita yang terbaik di dtasiun radio siaran anda.
Banyak negara yang mempunyai peraturan melarang hubungan langsung antara peralatan listrik dengan sistem telepon. Tentu saja dalam hal ini jaringannya harus dilindungi dari kerusakan dan gangguan. Untungnya, hal ini tidaklah sulit. Impedansi normal dalam studio pemancar adalah 600 oum - sama dengan yang dipunyai oleh jaringan telepon. Karenanya bukanlah suatu kebetulan: kalau hal itu menyederhanakan hubungan studio/telepon.
Untuk menghubungkan suatu saluran telpon dengan sistem audio suatu studio caranya adalah sebagai berikut: sadaplah kabel pada saluran telepon (atau di dalam telpon, setelah tombol off-hook). Pasanglah kapasitor (dengan nilai minimum 1 microfarad) di salah satu atau kedua ujung sadapan tersebut, untuk memblokir voltase DC jaringan telepon, dan sebuah 600/600 - ohm trafo audio sepanjang sadapan tersebut untuk isolasi tambahan (lihat gambar)

Saluran telpon mempunyai impedansi yang sama dengan impedansi studio pemancar akan tetapi sinyal audio saluran telpon umumnya lebih lemah sekitar 10 - 40 dB. Audio dari saluran telpon yang terisolir dengan baik tidak akan merusak input standar perlengkapan-perlengkapan audio yang lain. Akan tetapi sinyal radio yang dimasukkan kedalam saluran telpon akan menyebabkan overloading dan gangguan dan bahkan mengganggu sistem telpon apabila kekuatan sinyalnya tidak dikurangi terlebih dahulu. Di Amerika Serikat, perusahaan telpon mensyaratkan bahwa sinyal radio sebesar 600 ohm yang akan dimasukkan dalam saluran telpon harus dikurangi sampai tidak melebihi dari -9dBm (0.28 volt).
Besarnya sinyal dan impedansi yang ada saluran telpon pada dasarnya berbeda dari satu tempat ke tempat laindan dari satu panggilan ke panggilan yang lain. Jadi adanya alat lain dalam sirkuit akan sangat membantu: satu suit untuk mematikan sadapan, potensio, amplifier, equaliser, pembatas, dsb.
Meningkatkan kwalitas tangkapan suara melalui telpon merupakan obsesi bagi seluruh industri siaran. Bukanlah tidak mungkin untuk mengeluarkan ribuan dolar untuk keperluan ini.





Dengan adanya kwalitas audio yang jelek dari sistem telepon masa paska Komunis, maka peralatan yang mahal yang dirancang untuk sistem jaringan barat mungkin tidak akan memperbaiki kejelasan sinyal suara dengan beda yang jauh dari yang dihasilkan oleh peralatan yang murah. Jadi kita selalu bisa mulai dengan yang murah dan menambahkan perbaikan sedikit demi sedikit.
Sadapan sederhana akan bekerja dengan baik apabila audionya hanya berasal dari satu jurusan saja: ke dalam atau keluar studio saja. Akan tetapi dengan percakapan dua arah, orang yang ada di stasion radio akan kedengaran lebih baik dibandingkan orang yang ada di luar studio.



























Apabila ketinggian suara diatur cukup tinggi sehingga untuk membuat orang yang berada di ujung terdengar, maka suara orang yang ada di deretan terdekat akan terdengar terlalu keras. Jalan keluarnya, jelas, yakni memisahkan antara sinyal-sinyal yang datang dan yang keluar sehingga ketinggian sinyalnya dapat dibuat seimbang. Tampaknya lebih sulit dari kedengarannya, karena kedua sinyal tersebut bergerak melalui pasangan kabel yang sama.
Atau begitukah? Cara yang mudah untuk memisahkan speaker adalah menggunakan suit A/B. Setiap stasiun radio dapat membuatnya dengan biaya yang ringan. Hal ini berdasarkan fakta bahwa dalam percakapan, orang bergantian berbicara. Menaruh di satu posisi mengirim sinyal pembicaraan yang datang ke salah satu chanel mikser. Dengan cara itu mereka dapat diproses secara independen, kemudian digabung kembali dalam audio program. Suit ini bahkan dapat dibuat otomatis, dengan menaruh sensor ketinggian sumber pada output mikrofon studio.
Kekurangan pada cara ini adalah apabila keduanya berbicara pada waktu yang sama, atau orang yang meengendalikan suit ini salah menduga kapan perubahan dari satu pembicara ke pembicara lain terjadi, sebagian dari percakapan akan hilang. Hal ini dapat mengganggu pendengar karena beberapa tumpang tindih biasa terjadi kalau dua orang sedang berbicara.
Untuk mengatasi kekurangan ini dan mempertahankan akses yang terus menerus kepada mikser bagi kedua belah pihaksementara masih memproses masing-masing pihak secara terpisah, banyak pihak yang menggunakan "hybrid telpon". Peralatan ini akan membebaskan orang-orang di studio dari telepon:
Ia mendengarkan pembicara lain melalui earphonrs studio atau melalui loudspeaker; dan berbicara melalui moikrofon yang biasa. Orang yang ada di ujung telepon yang lain berbicara dan mendengar telepon sebagaimana biasanya, tetapi output dari mikrofon studio terhalang oleh kombinasi audio yang masuk ke konsol mixer. Mixer seringkali dilengkapi dengan sirkuit built-in yang berfungsi memisahkan lebih jauh kedua sisi pengguna telpon yang disebut "mix-minus bus". Dengan satu mikrofon studio dalam satu channel mixer, dan satu speaker jauh yang dimasukkan ke dalam channel yang lain melalui "hybrid telepon", kedua belahan percakapan tersebut dapat diproses secara terpisah dan kemudian digabungkan kembali dalam gabungan program.
Jenis peralatan lain disebut "pelapang frekwensi/frequency extender" yang memungkinkan pengiriman sinyal-sinyal audio hi-fi melalui saluran telepon tanpa menyesuaikannya dengan kwalitas suara telepon. Peralatan ini dipakai untuk mengirimkan kembali ke studio acara-acara langsung yang terjadi di luar studio. Alat ini bisa dibuat semurah mungkin apabila fungsinya dibatasi hanya pada meningkatkan frekwensi audio sampai ketinggian tertentu pada input yang datang dari jauh, dan merendahkannya apda tingkatan yang setara di studio sehingga perbedaan frekwensi yang yang melalui filter sistem telepon terdengar lebih baik ditelinga pendengar. Extender yang lebih baik akan bekerja dengan membagi spektrum audio menjadi 2 atau 3 rangkaian gelombang, mengirim setiap kelompok melewati saluran telepon yang berbeda. Alat penerima di studio menggabungkan rangkaian ini, dan mengirimkannya ke mixer.
Sistem telepon dapat juga dipasang saluran khusus "dedicated" dari titik ke titik untuk mengirimkan program audio dari studio ke pemancar. Lihat HUBUNGAN STUDIO-PEMANCAR, berikut untuk memperlajari lebih banyak tentang hal itu. Kelebihan sistem ini dibandingkan sistem telepon umumnya adalah bahawa dengan sistem ini hubungan dapat dilakukan tanpa melewati switchboard atau panel filter sehingga spektrum yang lebih luas dari frekwensi radio dapat dikirimkan. Suara berisik dan gangguan lainnya yang umumnya disebabkan oleh peralatan jaringan tersebut dapat dikurangi. Kelemahan utama dari hubungan telepon terdedikasi ini adalah biaya pemasangan dan pengoperasiannya yang mahal.

PERALATAN STUDIO TAMBAHAN

Sangatlah memungkinkan untuk memenuhi studio penyiaran dengan perangkat keras dari lantai sampai ke langit-langit. Perusahaan-perusahaan elektronik tak akan henti-hentinya membujuk anda dengan mengatakan peralan ini perlu dan peralatan itu juga perlu untuk menciptakan suara yang "profesional". Pada dasarnya, lebih sedikit peralatan yang harus dilewati oleh suatu sinyal untuk sampai ke telinga pendengar, akan lebih sedikit kebisingan dan gangguan yang dibawanya, lebih sedikit rangkaian gelombang yang hilang, dan lebih sedikit kemungkinan putusnya penghubung dalam rangkaiannya. Hal ini perlu ditekankan saat kita mengamati beberapa perlengkapan yang tidak mutlak perlu bagi penyiaran, meskipun dalam situasi-situasi tertentu perlengkapan-perlengkapan tersebut dapat berguna. Berikut ini daftar perlengkapan tersebut dan yangebih penting dituliskan dalam urutan daftar yang lebih atas.
FILTER DAN EQUALISER AUDIO : Kadang-kadang sinyal radio tidak menghasilkan suara seperti yang kita kehendaki. Oleh karenanya kita menggunakan filter yankni sirkuit yang akan menekan frekwensi-frekwensi yang tidak kita inginkan. Jenis-jenis filter yang umum dipakai dalam dalam penyiaran adalah:
Low-pass : membiarkan suara dibawah frekwensi tertentu untuk lewat sedang frekwensi di atasnya hilang. Filter low-pass ini dapat mengurangi kebisingan latar belakan g misalnya dalam interview yang direkam di airport.
Low-pass : membiarkan suara di atas frekwensi tertentu untuk lewat sedang frekwensi di bawahnya dihambat. Hal ini seringkali dapat meningkatkan kejelasan wawancara telpon.
Low-pass : membiarkan suara-suara frekwensi rendah dan tinggi lewat sedangkan frekwensi-frekwensi suara yang lain di hambat.
Notch : menekan suatu lapisan tipis dari spektrum radio, untuk mengurangi dengung, nada-nada tertentu, suara suling dan suara-suara sejenis. Frekwensi notch umumnya dapat disesuaikan.
Ada juga beberapa jenis filter yang merubah distribusi enerji diantara pada sinyal audio. Filter seperti ini disebut equalizer. Alat ini sangatlah berguna untuk produksi audio ketika suara dari berbagai sumber digabungkan bersama. Misalnya, memindahkan mikrofon saat dilakukan wawancara dapat mengubah suara di ruangan. Hal itu bisa dirasakan berbeda oleh pendengar apabila pernyataan-pernyataan tersebut diedit dalam waktu bersamaan. Untuk itu diperlukan equalizer untuk menyamakannya. Pemakaian yang umum lainnya adalah untuk menciptakan jangkauan nada yang tertentu agar lebih jelas atau kurang jelas. (mengangkat bass, misalnya).
Ada dua jenis dasar equalizer. Grafik equalizer membagi spektrum audio menjadi rangkaian-rangkaian gelombang yang batasnya ditentukan oleh perangkat kerasnya. Operatornya dapat menambah atau mengurangi kekuatan dari serangkaian gelombang sampai dengan 10 - 15 dB. Parametrik equalizer dapat pula merubah liputan frekwensi dan lebar dari sub-rangkaian gelombang tersebut disamping tingkat penambahan atau pengurangan. Parametrik equalizer jauh lebih fleksibel akan tetapi jauh lebih mahal pula. Equalizer seperti ini jarang dijumpai sebagai bagian dari sound sistem rumah tangga yang umumnya menggunakan grfik equalizer. Equalizer yang non-profesional dapat pula dipakai di di studio dengan interface-interface yang "pro/non pro" tergantung pada keperluannya.
AMPLIFIER DISTRIBUSI: Mungkin kita ingin mengirim hasil dari output mixer bukan ke pemancar akan tetapi ke tempat lain - ke taperecorder misalnya, atau ke loudspeaker di kantor manajer, atau ke uplink satelit , atau ke semuanya. Amplifier distribusi akan menyalurkan sinyal yang sama keberbagai tujuan dalam waktu yang bersamaan tanpa merubah beban impedansi yang dimasukkan pada mixer, dan tanpa mengurangi kekuatan sinyal yang dikirim pada pemancar. Amplifier distribusi cukup mahal. Akan tetapi dimungkinkan untuk membuat penggantinya yang lebih murah berupa trafo "jembatan" 600 : 10.000 ohm yang dipasang melintasi lajur ke setiap jalur. Pemakaian trafo-trafo seperti ini tidak menjawab kebutuhan penguatan, akan tetapi hanya menjawab masalah perataan impedansi yang timbul apabila satu sumber melayani berbagai saluran pada saat yang sama.

KOMPRESSOR : Program audio dari saat ke saat mempunyai tingkat kekerasan suara yang berbeda. Variasi ini mempengaruhi struktur dari sinyal penyiaran. Sinyal yang tidak mengisi sepenuhnya penerimaan pendengarnya - seperti yang terjadi pada jedah antara dua pengumuman atau selama alunan music yang lembut - dapat menyebabkan gangguan radio yang alami menyelip masuk ke dalamnya pada saat yang bersamaan.
Yang dilakukan kompresor adalah mengurangi jarak dB antara suara yang paling keras dan suara yang paling lemah dari program tersebut. Alat ini akan membuat momen yang keras menjadi kurang keras dan meningkatkan level audio pada momen-momen senyap. Tindakan-tindakan tersebut mempunyai pengaruh meningkatkan level modulasi rata-rata sehingga mengurangi gangguan kebisingan yang masuk pada penerima. Menurut teori, hal itu dapat mengurangi rasio sinyal/kebisingan. Akan tetapi terlalu banyak kompresi akan kedengaran tidak alami dan akan mengakibatkan sejenis kelelahan psikologis diantara para pendengarnya. Kompressor umumnya mempunyai tombol-tombol pengontrol yang memungkin operator untuk menghaluskan (fine-tune) reaksinya terhadap perubahan-perubahan yang cepat pada tingkat ketinggian sinyal.

PEMBATAS Pembatas berfungsi untuk mengotomatisasi salah satu tanggung jawab orang yang menjalankan konsol on-air: mencegah output mixer untuk tidak melebihi kekuatan sinyal tertentu. Penyiar mencoba untuk selalu mempertahankan tingkat sinyal yang tinggi untuk mendapatkan rasio siyal/kebisingan yang paling baik dan penampilan yang paling efisien dari pemancar mereka. Akan tetapi kejadian yang buruk akan terjadi apabila sinyal program melampaui tingkat ketinggian yang optimum; suara yang diterima oleh pendengar mereka akan terganggu dan dalam kasus-kasus ekstrim, gangguan dapat menganggu stasiun radio yang lain. Hal ini jelas harus dihindarkan.
Stasiun radio FM menggunakan pembatas ini karena pemancar mereka mencapai modulasi 100% dari radio yang disalurkannya meskipun input audionya hanya kecil-kecil saja. "Sehingga perbedaan antara modulasi kurang dan modulasi berlebihan juga kecil. Dan, sebagaimana dicatat di atas, pengukur puncak audio tidak dapat mengikuti dengan tepat tingkat ketinggian sinyal setiap saat. Meskipun demikian petugas yang waspada dapat mengerjakan apa yang dilakukan oleh pembatas ini. Memang demikian, ketika pembatas ini memangkas puncak audio yang terlalu tinggi , maka akan terjadi efek sementara pada kwalitas suara yang menyebabkannya kurang enak didengar. Kemungkinan yang paling baik adalah memonitor output audio studio dengan hati-hati sehingga sehingga tingkatnya tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.


HUBUNGAN STUDIO KE PEMANCAR

Hubungan studio - Pemancar (STL) kelihatannya hanya merupakan masalah kecil saja di stasiun Pemancar. Hal itu memang benar apabila pemancarnya ada di dalam stasiun radio tersebut: dalam hal ini STL hanya merupakan satu dari kabel-kabel audio - atau sepasang kabel bagi sistem stereo. Ini merupakan pengaturan yang terbaik bagi studio pemancar kalau dapat diperoleh tempat yang sesuai bagi studio dan antena.
Apabila pemancar berada di luar ruang kantor stasiun radio, STL merupakan faktor yang penting dalam perencanaan stasiun. Untuk jarak kurang dari 40 meter cukup dipakai kabel audio atau koaksial untuk menghantar program walaupun ada masalah dalam mengawasi pemancar kalau letaknya diluar batas pandangan orang-orang yang ada di studio.
Memang tidak menjadi masalah kalau kita memancarkan program tanpa terus menerus mengamati pemancarnya. Akan tetapi ada resikonya yakni masuknya orang-orang yang tidak berhak atau perusakan yang dilakukan oleh orang-orang yang usil misalnya. Resiko yang paling serius adalah masalah-masalah listrik dan teknis yang tidak terdeteksi dan menjalar menyebabkan pemancar tidak dapat berfungsi. Kerusakan-kerusakan serius seperti ini apabila tidak segera terdeteksi akan membutuhkan biaya yang besar bagi perbaikan-perbaikannya. Sebagai langkah pencegahan, kebanyakan stasiun radio akan memasang kabel tambahan untuk pengukur-pengukur pemancar, dan sirkuit-sirkuit pengontrol yang diletakkan di stasiun agar dapat dilakukan pengawasan jarak jauh.
Apabila rentang STL ini melebihi jarak 30 - 40 m dari studio, maka beberapa hal mungkin terjadi. Pertama, kekuatan sinyal akan menurun saat jarak menjadi lebih jauh. Tingkat penurunan dapat dilihat di tabel yang menunjukkan kinerja berbagai jenis kabel atau bisa dihitung dengan menggunakan beberapa formula sederhana. Umumnya penurunan pada jenis kabel telpon sangatlah kecil, bahkan untuk jarak berkilo-kilo meter sekalipun. Kabel sepanjang ini sebaiknya ditanam di dalam tanah atau direntang di udara. Apapun cara yang dipakai yang terpenting adalah bahwa pelapisan/insulasi terhadap kabel ini harus di sesuaikan dengan kondisi sekelilingnya.
Kedua, panjangnya STL akan sedikit demi sedikit mengurangi kekuatan dari frekwensi audio tinggi pada sinyal. Efek resonansi dapat pula meningkatkan atau mengurangi frekwensi-frekwensi tertentu tanpa mengganggu frekwensi yang lain. Karakteristik audio STL harus diperiksa selama pemasangan karena mungkin terjadi hal-hal yang tak terduga. Banyak masalah yang dapat dibereskan dengan cara equalisasi: frekwensi-frekwensi yang melemah pada transmisi ditingkatkan kembali sebelum disalurkan ke kabel, dan equalizer yang lain dapat diletakkan diujung kabel satunya untuk penyesuaian akhir. Menggunakan trafo untuk merendahkan impedansi awal dan akhir kabel sampai dengan 60 - 150 ohm dapat memperpanjang jarak yang ditempuh oleh sinyal sebelum memerlukan equalisasi. Apabila program audio itu stereo, dua kabel dengan panjang yang sama dipakai untuk menghubungkan studio dengan pemancar.
Kemungkinan masalah yang ketiga pada hubungan kabel yang panjang pada STL adalah program audionya akan menularkan suara berisik dan gangguan dari medan elektromagnetik yang berada di luar. Pemberian pelindung mungkin dapat membantu sebagaimana halnya merubah jalur pengaturan kabel apabila gangguan itu disebabkan oleh sumber yang diketahui ada didekat kabel tersebut. Resiko yang lain adalah terkelupasnya atau rusaknya kabel. Kemungkinan terjadinya hal ini sebanding dengan panjangnya kabel dan kegiatan yang terjadi disekitarnya. Yang dapat dikerjakan adalah memasang kabel ditempat yang aman.

Disamping hal-hal yang perlu diperhatikan di atas, hubungan kabel STL tidaklah rawan dengan masalah-masalah teknis yang sulit untuk dipecahkan, bahkan walau jaraknya berkisar antara 10 sampai 25 kilometer. Agar hasilnya paling baik maka usahakan agar kabel tidak bersambung. Dalam menyiapkan buku ini kami mendpatkan bukti bahwa sebuah perusahaan Finlandia bernama Yutel Oy (No Telp. 358 81 50 08 01 dan No. Fax. 358 81 50 08 10) menjual kabel perlengkapan STL untuk radio lokal dengan merek "Telelink". Merek ini banyak dipakai di negara-negar Skandinavia dan menggabungkan equalizer dan trafo penurun impedansi dengan sistem remot kontrol pemancar.

Disamping masalah-masalah teknik ini mungkin juga ada masalah-masalah yang berhubungan birokrasi dan perijinan pemasangan kabel yang melintasi bangunan-bangunan umum maupun pribadi. Siapapun yang memiliki atau menguasai bangunan tersebut dapat saja menolak atau mengenakan biaya atas dipakainya bangunannya untuk dilewati kabel sambungan tersebut. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut ada baiknya untuk memanfaatkan pelayanan pemasangan oleh instansi pemerintah karena umumnya mereka bisa melaksanakannya dengan lebih cepat. Tetapi seringkali biaya yang diminta oleh instansi seperti ini tinggi sehingga pengaturan antara pemilik bangunan dan stasiun radio pemancar seringkali memakan biaya yang lebih murah.
Banyak stasiun radio yang memakai hubungan STL dalam bentuk gelombang radio disamping kabel. Seringkali pemakaian gelombang radio ini lebih murah dari penggunaan kabel panjang, dan pemilik bangunan-bangunan tersebut tidak menyadari bahwa ada sinyal di sana. Beberapa rangkaian gelombang di Amerika Serikat disediakan untk STLs. Kebanyakan pemancar memakai 942 - 952 MHz, karena antena perlu untuk memfokuskan frekwensi-frekwensi ini dalam bentuk pancaran "spotlight" yang tipis yang kecil dan murah. Untuk mendapatkan penerimaan yang baik di wilayah pemancar harus diusahakan adanya pandangan yang tak terganggu dari studio - lebih tepatnya , dari antena STL yang ditempatkan ditempat yang tinggi dekat studio.

Radio untuk STL ini tidak dianggap sebagai pemancar. Memfokuskan pancaran dalam "spotlight" yang tertuju pada pemancar akan membatasi tertangkapnya sinyal oleh pihak-pihak lain. Hal itu juga untuk mengurangi daya yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal yang memadai, dan memberikan kesempatan pemancar lain untuk memakai jalur pancaran yang lain tanpa mengganggu satu sama lain.
Data mengenai pemancar dapat dikirim kembali ke studio melewati link radio dari arah berlawanan, atau melalui saluran telepon. Dalam banyak hal yang dipakai adalah saluran telepon, bukan saluran telepon khusus yang dipakai untuk ini dari jaringan telepon. Pengaturan yang saat ini umum dipakai di Amerika adalah mengatur komputer di stasiun memanggil pemancar secara otomatis pada saat-saat tertentu. Sebuah nada dikirim keperalatan yang menerima panggilan tersebut yang menyebabkan alat tersebut dengan informasi yang berupa nada kode mengenai keadaan pemancar. Dapat pula dilengkapi dengan nada-nada yang dapat dikirim dari studio oleh teknisi untuk mengatur peralatan penyetel pemancar.
Sistem radio STL mono lengkap yang berkekuatan 950 MHz umumnya berharga kurang dari $ 4,000 di Amerika Serikat. Marti dan Morseley adalah pembuat alat ini yang terkenal. Sebuah perusahaan Italia, DB Electronica Telecomunicazioni S.p.A., juga aktif di pasar ini (Via Libona 14, Zona Industriale Sud, 35020 amin - Padova, Italy; phone [49] 870 0588; fax [49] 870 0747; telex 431683 dbe).
Suatu rancangan cerdik pemasangan STL yang murah telah dilaksanakan oleh Radio Gazetta di Warsawa. Mereka mulai siaran pada tahun 1990 dengan pemancar Perancis yang dirancang untuk beroperasi pada 89 MHz. Pada saat itu hanya sedikit pesawat penerima Polandia yang dapat menangkap channel tersebut. Jadi mereka cabut bagian pemancar yang membangkitkan transmisi (the exciter), dan meletakkannya di atap gedung studio mereka. Dalam pemancar alat tersebut diganti dengan pembangkit pembawa transmisi pada 67 MHz, yang dapat ditangkap oleh lebih banyak orang. Karena exciter berfungsi seperti pemancar FM dengan daya yang sangat rendah maka Gazeta Radio menggunakan exciter asli bekas pemancarnya yang buatan Perancis itu untuk mengirim program dari studio ke Pemancar utamanya pada 89 MHz dan kemudian di difusikan lagi dengan daya yang tinggi pada 67 MHz. Sinyal STL nya hanya dapat di dengar di sekitar pusat kota Warsawa yang kebetulan banyak ditinggali oleh orang-orang asing yang sedang berkunjung saja. Radio mereka ini dapat menangkap Radio "z" dalam rangkaian gelombang yang biasa mereka tangkap di kediaman mereka, sementara orang-orang Polandia di seantero kota mendengarkan transmisi yang sama pada rangkaian gelombang rendah FM yang biasa mereka tangkap.
Pengaturan seperti ini ditempat lain akan mempermudah peralihan dari rangkaian gelombang FM rendah ke rangkaian gelombang FM tinggi tanpa harus menggantungkan diri pada hubungan kabel STL yang disediakan oleh kementrian telekomunikasi.

PEMANCAR FM

Pemancar mempunyai beberapa bagian yang utama. Beberapa dari kita mungkin sudah terbiasa dengan transmisi FM maupun AM, akan tetapi untuk menghindarkan kesimpang siuran maka kita akan meusatkan perhatian terlebih dahulu pada FM.

Penyedia daya/Power Supply mengambil daya dari sumber daya diluar (umumnya sumber daya utama) dan merubahnya ke dalam voltase dan tingkat aliran yang diperlukan oleh berbagai sirkuit dalam pemancar tersebut.

Pembangkit transmisi/exciter FM mengambil aliran daya dari power supply, membuatnya berosilasi pada frekwensi tinggi - frekwensi radio! - kemudian menggabungkannya dengan sinyal audio yang dikirimkan dari studio. Apabila sinyal audio tersebut dalam bentuk stereo, maka exciter biasanya membangkitkan "nada - pilot" FM atau modulasi "kutub" yang diperlukan untuk transmisi stereo. Karena exciter membangkitkan frekwensi radio maka ia bisa berfungsi sendiri sebagai pemancar berdaya rendah sebagaimana dijelaskan di atas. Output dari kebanyakan exciter adalah sebesar 5 - 30 watt.
Sinyal stereo membutuhkan pengaturan yang tepat dari sirkuit exciter dan perhatian yang teliti terhadap process modulasinya.
Modulasi adalah proses penambahan atau pengisian program pada pembawa frekwensi. Memadukan dua channel menjadi satu gabungan sinyal radio, yang akan dapat dipisahkan oleh pesawat penerima menjadi dua channel kembali, masih merupakan permainan yang menarik, meskipun bukan lagi merupakan sesuatu hal yang menakjubkan.
Di sebagian besar program radio, frekwensi radio yang tinggi mempunyai daya yang lebih kurang dibandingkan frekwensi rendah. Teknisi mengetahui bahwa hal ini akan membuat gangguan radio dari sekitarnya akan memasuki penerima FM pada sisi-sisi pinggir channel. Untuk menghambat gangguan-gangguan tersebut, banyak radio FM saat ini meningkatkan intensitas frekwensi audionya yang tinggi. Kegiatan macam ini disebut pre-emphasis atau memberi kekuatan sebelumnya. Keseimbangan suara yang memadai dikembalikan dalam pesawat penerima yang mempunyai sirkuit untuk mengurai penguatan tersebut sehingga ketinggian frekwensinya sampai ke tingkatan yang stara.
Teknik pre-emphasis ini sering dilakukan di exciter setelah terbentuk sinyal gabungan stereo. Proses de-emphasis di pesawat penerima merupakan proses kebalikan dari hal ini agar tercapai hasil yang terbaik. Variabel yang terpenting dalam hal ini adalah variabel yang disebut dengan "time constant". Di negara-negara OIRT, time constant untuk pre-emphasis ini adalah 75 mikrodetik sebagaimana juga halnya di Amerika Utara. Di negeri Belanda dan beberapa negara yang lain waktunya hanya 50 mikrodetik. Tak banyak pendengar yang memperhatikan Time Constant ini akan tetapi kalau anda membeli pemancar yang menggunakan pre-emphasis anda harus mengaturnya sesuai dengan pre-emphasis dari pesawat penerima para pendengar yakni 75 mikro-detik. (Beberapa pemancar mempunyai selektor untuk memilih time-constant). Bagaimanapun juga sesungguhnya pre-emphasis ini tidaklah penting meskipun mampu membuat sedikit perbaikan pada penerimaan suara.
Satu atau lebih tingkat penguatan meningkatkan output exciter ke suatu tingkatan yang sesuai dengan tingkatan yang dihasilkan oleh pemancar. Setiap tingkatan biasanya menambahkan 5 - 20 dB dan meningkatkan ukuran pemancarnya. Sampai akhir-akhir ini hanyalah tabung yang mampu memberikan peningkatan yang tinggi. Akan tetapi teknologi benda padat telah mengalami kemajuan yang pesat dan pemancar-pemancar yang kuat yang saat ini tersedia tanpa menggunakan tabung. Keuntungannya adalah pesawat yang lebih dingin dan stabil untuk jangka waktu pemakaian yang lama serta memudahkan pembuatannya (berarti lebih murah).

Setelah tahap penguatan terakhir, sinyal gabungan tersebut bergerak ke filter low-pass untuk membersihkan daya yang dapat menyebabkan gangguan di luar channel stasiun tersebut. Perangkai direksional atau pengukur Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) menghubungkan pemancar dengan saluran antena. Peralatan ini mengukur daya yang dimasukkan ke dalam antena dan berapa besar daya yang dipantulkan kembali ke dalam pemancar. Apabila pantulan ini terlalu besar maka tingkat penguatan akhir dapat rusak. Alat pengukur SWR ini memberikan kesempatan pada operator untuk melihat kalau daya yang dipantulkan terlalu tinggi. Perangkai direksional bertindak secara otomatis mengurangi output pemancar secara otomatis sebelum pantulan tersebut mencapai tingkatan yang membahayakan.

Pengatur transmisi yang lain umumnya tersedia: tentunya dalam bentuk suit on - off; kenop dan suit untuk penyesuaian sirkuit dan untuk model-model berdaya tinggi, pengatur sequence mengurangi gelombang dan tekanan listrik karena menghidupkan dan mematikan pemancar.

Menurut survey 1989, stasiun-stasiun pemancar di Eropa Barat mempunyai lebih kurang 20.000 pemancar yang mengudara. Hanya sebanyak 7.500 yang mempunyai ijin resmi. Tidak kurang dari 4.500 pemancar dari 12.500 yang tidak berijin ini berada di Italia, yang tidak mempunyai undang-undang Penyiaran Nasional dari 1976 sampai tahun lalu. Negara-negara lain yang mempunyai banyak pemancar tanpa ijin adalah Portugis, Spanyol, Belanda dan Irlandia. Kebanyakan pemancar-pemancar tak berijin ini dibangun oleh perorangan. Beberapa halaman berikut ini akan memuat diagram dari berbagai pemancar dengan berbagai daya (rendah). Karena sebagian besar keberhasilan suatu stasiun radio itu tergantung pada penampilan pemancarnya maka membangun pemancar merupakan suatu tanggung jawab yang besar. Kalau anda tidak mengenal orang yang sudah membangun dengan berhasil, maka lebih baik anda memikirkan alternatif lain saja dari pada membangunnya sendiri.

Umumnya membangun sendiri pemancar lebih hemat dari pada membeli jadi. Akan tetapi model buatan pabrik yang baru selalu disertai dengan garansi, jadi kalau ada masalah pada masa awal pemakaian, pabrik akan memperbaikinya tanpa ditarik biaya. Disamping itu rancangan pabrik adalah rancangan yang sudah terbukti. Rincian mengenai sebab-sebab keberhasilan dan kegagalan pemasangan sudah dipunyai dan sudah dilakukan perbaikan-perbaikan. Beberapa produsen yang mengkhusukan diri pada pemancar berdaya rendah untuk Eropa tercantum pada halaman akhir buku ini.


AMPLIFIER LINEAR FM 55 WATT

Sirkuit ini dirancang untuk meningkatkan input 4 watt menjadi output sekitar 55 watt pada rangkaian gelombang tinggi FM. Rangkaian ini membutuhkan power supply sebesar +12 sampai +14 volt/6 amper. Penguatan berasal dari transistor daya buatan Thomson model SD-1278; rancangan ini dapat pula dimodifikasi untuk Motorolla model MRF-238.






























Rancangan 10 watt yang ditunjukkan pada hal 47 merupakan satu dari beberapa usulan yang disarankan oleh UNESCO untuk dipakai di negara-negara berkembang. Ide pertamanya adalah memberikan pemancar dalam bentuk kit, dengan memasukkan beberapa alat yang sulit diperoleh di dalamnya, sedangkan alat-alat yang lain diserahkan pada perakit untuk mencarinya sendiri. Tujuannya adalah untuk menekan biaya. Dengan output daya sebesar 120 watt, pemancar ini dirancang untuk dioperasikan didaerah yang keras dan ditangani oleh orang-orang yang tak terlatih yang tidak mempunyai akses kepada peralatan pemeriksaan yang canggih. Pada tahun-tahun terakhir ini, UNESCO merubah kebijakannya dengan memberi pemancar-pemancar built-up dan tidak lagi berupa kit, tetapi tetap masih dengan harga yang lebih murah dari yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan komersial ($1.500 - $3.000). Jadi sirkuit Martin Allard yang diberikan di sini lebih banyak bertujuan untuk penjelasan dari pada petunjuk untuk membangunnya. Untuk penjelasan lebih lanjut, hubungi Mallard Concept Ltd., 13 Southdown Ave., Brixham, Devon TQ5 OAP, England; Telp. (44) 8045 - 6756; fax. (44) 8045 - 2839.
Di atas kita menyebutkan bahwa Italia tidak mempunyai undang-undang penyiaran selama 15 tahun. Tanpa peraturan, stasiun-stasiun lokal terlibat dalam "perang daya" seperti yang dijelaskan di atas pada bagian DAYA, KETINGGIAN DAN JANGKAUAN SINYAL. Stasiun-stasiun radio harus meningkatkan output pemancarnya berkali-kali untuk mempertahankan tempatnya pada spektrum dan mengatasi gangguan-gangguan yang terus meningkat. Akibat dari semua ini adalah bahwa banyak stasiun-stasiun radio Italia yang mempunyai pemancar yang tidak mereka pakai lagi tetapi tak dapat mereka jual karena radio-radio lain juga hanya menginginkan pemancar-pemancar dengan daya yang lebih besar pula.
Saat ini Italia sudah mempunyai undang-undang penyiaran dan ini akan berakibat tersingkirnya banyak pemancar radio dari udara sehingga bertambah banyak lagi tersedia pemancar radio bekas di sana. Siapapun yang ingin mendirikan stasiun radio penyiaran FM dengan daya rendah harus melihat kemungkinan untuk membeli pemancar bekas di Italia. Langkah pertama yang dapat diambil dalam hal ini adalah menghubungi CoRaLLo, persatuan stasiun radio masyarakat (melalui Franco Mugerii, Piazza della Liberta 13, 00192 Roma RM/Italy), atau salah satu persatuan radio Italia yang lain yang tercantum dalam daftar di halaman akhir buku ini (lihat ORGANISASI RADI LOKAL DI EROPA BARAT DAN AMERIKA UTARA).

KABEL ANTENA/FEEDLINE

Saat sinyal stasiun radio meninggalkan pemancar FM, bentuknya sudah berbeda dari saat memasuki studio. Konten audionya sama (harapan kita), tetapi menjadi lebih kuat dan terangkai dengan sinyal radio. Sinyal radio ini dikirimkan melewati kabel. Disini masalahnya karena sinyal radio yang sedang bergerak melalui kabel cenderung untuk berdifusi ke ruangan sekitarnya kecuali ada sesuatu yang mencegahnya.
Kabel antena bertugas mengirim sinyal-sinyal radio tersebut dari pemancar ke antena. Untuk menjaga agar pengiriman tersebut tidak bocor sebelum mencapai antena maka kabel tersebut harus berupa kabel koaksial dengan selubung penghantar sekeliling penghantar inti, atau sepasang kawat paralel yang dipisahkan dengan jarak tertentu. Kabel koaksial umumnya lebig mahal dan mudah menghilangkan daya meskipun jaraknya tidak terlalu jauh. Secara teoritis, kabel ganda paralel akan kehilangan daya lebih sedikit dalam jarak yang sama dibanding dengan kabel koaksial. Tetapy dalam praktek, kalau ada bengkokan sedikit saja sudah bayak dalya yang hilang di sana disamping itu kalau terdapat benda logam disekitarnya (misalnya antenanya atau kerangka yang menyangga antena), maka benda logam tersebut akan berinteraksi dengan sinyalnya. Oleh karena itu sebagian besar pemancar radio menggunakan kabel koaksial.
Kabel koaksial ini lama kelamaan akan rusak oleh cuaca. Kalau sampai air masuk kedalamnya maka kerusakan serius akan terjadi karena daya akan banyak yang hilang dan mungkin terjadi hubungan pendek. Lindungilah ujung kabel dengan hati-hati memakai silikon plastik atau pelapis kedap air sekitar konektornya. Pada frekwensi di rangkaian gelombang FM tinggi diperlukan kabel koaksial yang lebih tebal karena kehilangan daya lebih sedikit dibandingkan dengan memakai kabel koaksial yang tipis. Stasiun-stasiun FM berdaya tinggi sering memakai kabel yang sangat tebal, kaku dan dipress yang berisi nitrogen atau udara kering untuk menghindari kelembaban dan hilangnya daya. Untuk stasiun-stasiun berdaya rendah kabel fleksibel yang diisi dengan foam plastik sudah memadai dan harganya biasanya lebih murah. Carilah jenis yang mempunyai impedansi yang sesuai dengan impedansi antena dan pemancar anda (lihat tabel di halaman berikut) dan usahakan kabel antena tersebut sependek mungkin.
Konsep impedansi telah muncul beberapa kali. Hal tersebut patut dibahas di sini karena hal tersebut penting bagi sambungan antena yang baik: ketidak cocokan impedansi antara pemancar dengan antena akan mengurangi daya radiasi dan dapat merusak pemancar.
Ciri impedansi dari setiap hubungan dengan dua konduktor tergantung pada ukuran dari konduktor-konduktor tersebut dan pemisahannya. Hal ini berlaku bagi keduanya kabel koaksial maupun kabel ganda paralel. Pada umumnya, kawat tipis yang terpisah jauh mempunyai impedansi yang tinggi; kabel-kabel tebal atau pipa yang salling berdekatan mempunyai impedansi yang rendah. Apabila ada perubahan pada ukuran atau bentuk sambungan - sebagaimana umumnya terjadi pada kabel antena yang menghubungkan antara pemancar dan antena - maka ciri-ciri impedansinya akan berbeda, jadi beberapa daya akan lebih banyak dipantulkan dari pada disalurkan melalui hubungan tersebut. Untungnya, ada beberapa cara untuk mengganti impedansi dengan satu hubungan akan terasa kalau yang lainnya menyentuhnya. Pada frekwensi yang dipakai yang dipakai pada pemancar FM, cara ini benar-benar sederhana dan cantik:
kita dapat menggunakan kawat, kabel koaksial maupun pipa sepanjang sambungan itu sebagai transformator.

CIRI-CIRI BEBERAPA JENIS KABEL ANTENA YANG UMUM

Jenis kabel antena Impedansi VF Dielectric Voltase Maks.
KABEL KOAKSIAL:
RG-6 75 ohm .75 polythelene foam -
RG-8X 52 ohm .75 polythelene foam -
RG-8 foam 50 ohm .80 polythelene foam 1500
RG-8 52 ohm .66 polythelene 4000
RG-9 51 ohm .66 polythelene 4000
RG-11 75 ohm .66 polythelene 4000
RG-11 foam 75 ohm .80 polythelene foam 1600
RG-58 53.5 ohm .66 polythelene 1500
RG-58 foam 53.5 ohm .79 polythelene foam 600
RG-58A/B/C 53.5 ohm .66 polythelene 1900
RG-59 73 ohm .66 polythelene foam 2300
RG-59 foam 75 ohm .79 polythelene foam 800
RG-59A 73 ohm .66 polythelene foam 2300

KABEL KOAKSIAL STANDAR PEMANCAR AS (semua 50 ohm):
Diisi foam .79 polythelene foam -
Diisi foam tidak padat .88 polythelene foam -
Semi fleksibel .90 udara kering atau nitrogen -
Dilapis tembaga murni .998 udara kering atau nitrogen -

KAWAT PARALEL
75 ohm .67 -
300 ohm .82 -
300 ohm silindris .80 -

VF = Velocity factor = kecepatan gelombang radio pada kabel dibandingkan dengan kecepatan cahaya.
Dielectric = bahan yang memisahkan konduktor inti dengan selubung konduktor





Misalnya kita perlu untuk mencocokkan antena yang mempunyai impedansi 300 ohm ke kabel antena koaksial dengan impedansi 53.5 ohm. Untuk memperoleh impedansi (z) dari bagian yang dapat sesuai dengannya maka kita perlu mengerjakan persamaan berikut ini:

.
Z = Z1 Z0


Dimana Z1 = impedansi antena dan Z0 = impedansi dari kabel antena. Pada contoh di atas dengan menerapkan persamaan diperoleh hasil Z sebesar 126,7 ohm. Berikut ini adalah formula untuk menghitung karakteristik impedansi dari konduktor paralel:


Log (2s/d)
Z = 276


Dimana d = adalah garis tengah dari setiap konduktor dan s = jarak antara kedua pusatnya. Apabila kita mempunyai pipa air tembaga yang bergaris tengah 2 cm, kita dapat dengan mudah menghitung berapa jauh bagian-bagian pipa itu harus dipisahkan untuk mendapatkan impedansi sebesar 126,7 ohm. Menurut formula jawabannya adalah 2,9 cm. Berapa panjangkah bagian matching yang seharusnya? Dalam cara yang dijelaskan adalah sebesar 1/4 panjang gelombang. Akan tetapi karena gelombang radio bergerak lebih lambat melalui medium logam dari pada medium udara, maka kita harus memperhitungkannya. Formulanya adalah sebagai berikut:


Panjang = 75 (VF)
f

dimana Panjang dinyatakan dalam meter, f = frekwensinya dalam MHz, dan VF = faktor kecepatan dari mediumnya. Dengan bagian-bagian penyesuai yang dibuat sendiri, maka faktor kecepatan menjadi tidak pasti, tetapi yang pasti adalah bahwa kecepatan itu kurang dari kecepatan udara yang ditetapkan sebesar 1.0. Marilah sekarang kita perkirakan kecepatan itu sama dengan 1, dan kita potong sedikit-sedikit sampai sesuai sekali. Kalau frekwensi operasi kita (f) sebesar 100 MHz, maka panjangnya adalah sebesar .75 m.

Untuk merangkumnya maka menyesuaikan antena 300 ohm ke kabel antena dengan sinyal 100 MHz dapat dilakukan dengan dua bagian pipa tembaga paralel antara kabel antena dan dan antena bila pipa tersebut bergaris tengah 2 cm dan panjangnya 0,75 m dan jaraknya 2,9 cm. Karena impedansi dari seluruh elemen mungkin tidak diketahui dengan tepat sebelumnya pasanglah bagian penyesuai tersebut sedemikian rupa sehingga jarak antara konduktor dan panjangnya yang sebenarnya dapat disesuaikan untuk mendapatkan hasil pengukuran SWR terendah pada kabel antena.

Terdapat banyak variasi pada teknik ini. Bahkan ada cara memakai potongan sepanjang 1/4 panjang gelombang untuk menghadang sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki seperti emisi yang dikeluarkan oleh pemancar yang akan menyebabkan gangguan bila diradiasikan dari antena. Untuk jelasnya kami serahkan pada anda untuk membuktikannya.


ANTENNA FM

Antena kelihatan seperti aliran listrik buntu. Akan tetapi hal itu tidaklah demikian ketika enerji terpancar ke dalam ruangan dan aliran di tanah balik kembali ke pemancar: pemancar, antena, bumi dan udara membentuk satu sirkuit dengan setiap radio pendengarnya. Lebih tepat apabila kita menggambarkan antena sebagai alat penyesuai impedansi yang menyesuaikan impedansi dari kabel antena/feedline (yang umumnya berkisar antara 50 - 70 ohm) dengan impedansi dari ruang udara disekelilingnya (377 ohm).
Ukuran yang tepat bagi antena tergantung pada panjang gelombang radio yang akan dipancarkannya. Panjang gelombang merupakan kebalikan dari frekwensi yakni jarak antara dua titik yang sama dalam sebuah siklus gelombang. Untuk mengukur panjang gelombang dalam meter, bagilah angka 300 dengan frekwensi yang dinyatakan dengan MHz. Apabila frekwensi adalah 88 MHz maka panjang gelombang persamaannya adalah 3,4 meter. Apabila frekwensinya sebesar 104 MHz, maka panjang gelombangnya adalah sebesar 2,88 m. Jadi panjang gelombang radio adalah dari gelombang FM adalah antara 2,88 dan 3,4 m.
Seperti yang disebutkan dalam bagian rancangan studio, apabila dimensi ruangan mempunyai rasio 1 : 1 atau 2 : 1, maka ruang udara akan bergaung. Demikian juga halnya dengan antena. Apabila tinggi antena setara dengan panjang gelombang sinyal radio maka - atau separuh panjang gelombang atau perbanding setara yang lain - suatu gelombang enerji cadangan terbentuk dalam antena. Aliran listrik dan voltase akan terkumpul sekitar simpul resonansi tersebut, meningkatkan energi yang dipancarkan. Sebuah antena akan memancar dengan sempurna apabila ukuran dan bentuknya membuatnya beresonansi pada ukuran panjang gelombang sesuai dengan frekwensi radio yang dihasilkan oleh pemancar.
Saat enerji radio meninggalkan antena, akan terus bergerak keluar dengan kecepatan cahaya. Dengan kebetulan sebagian kecil dari enerji tersebut akan melanggar antena yang ada pada pesawat penerima di suatu tempat yang menyebabkan terjadinya aliran yang mengalir bolak balik di antena tersebut karena tertarik oleh aliran yang dipancarkan oleh pemancar tersebut. Perpindahan enerji secara maksimal akan terjadi apabila antena penerima dan antena pemancarnya apabila keduanya mempunyai orientasi yang sama. Orintasi keduanya - dan orientasi medan yang menghubungkan keduanya - disebut "polarisasi".
Pada masa-masa awal penggunaan FM, antena pemancar dan penerima umumnya horisontal; dan medan radio yang menghubungkan mereka trpolarisasi secara horisontal. Akan tetapi ketika rdio mobil FM menjadi populer, hal ini berubah, karena antena mobil seringkali vertikal atau miring membuat sudut. Apabila antena pemancar dan penerima membentuk sudut tegak lurus maka perpindahan enerji bersifat minimal. Untuk mengatasi hal tersebut dan karena penyelenggara siaran tidak dapat menentukan arah antena radio penerima maka antena pemancar yang terpolarisasi sirkular dikembangkan. Pada dasarnya ini berarti orientasi medan berputar sekali setiap siklus gelombang, jadi dapat dipastikan sesuai dengan orientasi dari antena penerima dalam sebagian dari setiap siklus bagaimanapun letak orientasi suatu antena.
Semua variasi diatas menimbaulkan berbagai rancangan antena FM. Proses untuk membangkitkan semua proses cukuplah rumit; cincin terbuka dengan lekukan spiral; daun cengkeh yang diletakkan di depan jari-jari serta silinder-silinder kabel pada kisi-kisi. Rancangan-rancangan yang lebih sederhana mungkin dapat memancarkan dengan hasil yang sama meskipun demikian seperti yang sudah kita pelajari, kekuatan sinyal yang sebenarnya memasuki pesawat penerima tergantung pada kesamaan orientasi antena pesawat pemancar dan pesawat penerima. Adakah orientasi tertentu bagi antena FM pada pesawat penerima anda? Kalau ya, cobalah untuk menyesuaikan dengan antena stasiun pemancar yang anda tangkap.

Suatu hal yang pasti adalah bahwa: enerji yang dipancarkan keatas dari antena FM adalah sia-sia. Hanya ada sedikit sekali pendengar yang ada di angkasa. Untuk mencapai pendengarnya, gelombang radio harus di kirimkan diatas permukaan tanah atau bahkan mungkin diarahkan sedikit kebawah dari gunung yang tinggi ke pendengarnya. Jadi salah satu tujuan yang penting dari rancangan antena FM adalah mengkonsentrasikan tenaga yang dipancarkan pada permukaan horisontal apapun arah polarisasinya.


ANTENA FM YANG PALING SEDERHANA

(A) Antena FM yang paling sederhana adalah " dua kutub setengah gelombang": dua utas kawat tembaga, setiap utasnya sepanjang 1/4 panjang gelombang, yang ujung-ujungnya menjauhi satu dari lainnya dengan sudut yang umum dipakai. Antena dua kutub ini dapat dipasang secara horisontal maupun secara vertikal. Antena dua kutub yang paling sederhana umumnya mengandung kekuarangan yakni antena ini berupakan antena "berimbang/balanced" sedangkan sebagian besar kabel antena terdiri dari kabel koaksial untuk saluran sinyal "tidak berimbang/unbalanced". Kalau kita nerubah saaluran langsung tidak berimbang menjadi hubungan berimbang maka akan menyebabkan terjadinya aliran enerji dari antena keluar dari kabel koaksial, memperlemah simetri dari pola radiasi.
(B) Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan memakai seutas kabel koaksial sepanjang 1/4 panjang gelombang seperti halnya kabel antena. Konduktor luarnya disolder pada konduktor luar kabel antena dan ke kawat antena yang tersambung dengan konduktor bagian luar kabel antena. Cara ini akan mencegah mengalirnya listrik keluar dari kabel antena.
(C) Pengaturan yang lebih baik dilakukan dengan cara memasang trafo "berimbang ke tak berimbang"ditempat bertemunya kabel antena dengan antena. Gulungan "baun's" akan menyebabkan voltase yang dimasukkan ke dalam 2 kutub antena menjadi di luar fase.
"Balun's" biasanya digulung mengelilingi cincin atau inti yang terbuat dari ferit yang merupakan campuran dari bubuk besi.



ANTENA FM YANG LEBIH RUMIT
(D) Model Broadcast Electronic tipe BESP dengan "cincin belah" yang terbuat dari pipa tembaga dirancang untuk daya sebesar 50,000 watt dan mengeluarkan polarisasi sirkular. Pipa tembaga yang dipakai oleh tukang pipa umumnya baik untuk keperluan pembuatan antena FM ini. Bentuknya yang tebal meningkatkan ketahananannya terhadap angin dan air serta meningkatkan lebar rangkaian gelombang (bandwidth). Rancangan ini dimaksud untuk dipasang dengan cincin belah yang serupa pada tiang untuk keperluan daya jangkau.
(E) Rancangan cincin yang lebih sederhana juga dibuat oleh BE. Rancangan seperti ini dibuat untuk stasiun-stasiun radio dengan daya yang rendah. Cincin-cincin ini dipisahkan oleh jarak 1/2 panjang gelombang.
(F) Ini adalah rancangan "co-liner" yang dibuat oleh Ernest Wilson dari Panaxis Productions. Ini terbuat dari kabel koaksial RG-8 dengan bagian-bagian yang dipotong dan disolder seperti yang ditunjukkan dalam diagram, sehingga sinyal bergerak dibagian luar dari kabel koaksial. Pembagian-pembagian ini meningkatkan jangkauan sebesar 3 dB. Agar tetap tepat dan menyatu, maka direkatkan pada pipa plastik panjang atau sebatang bambu.
"Memusatkan" antena ke arah tertentu akan meningkatkan "gain" di arah tersebut. Gain bersifat relatif dalam pengukuran seperti halnya dB. Antena yang memancar ke semua arah dengan tenaga yang sama merupakan standar perbandingan yang umum. Antena dengan gain sebesar 3 dB pada bidang horisontal mengandung tenaga sebesar dua kali lipat yang menyebar sepanjang permukaan tanah dibandingkan dengan antena omnidireksional dengan pemancar yang berdaya sama. ERP (daya pancar efektif) digandakan, dan dapat dikurangkan 3 db dari kekuatan medan minimum yang diperlukan untuk penerimaan, sebagaimana yang dibahas sebelumnya dalam DAYA, KETINGGIAN DAN JANGKAUAN SINYAL.
Jadi bagaimana caranya untuk meningkatkan gain pada bidang horisontal? Dengan menyusun antena secara vertikal. Dengan jarak yang sesuai (jaraknya tergantung pada panjang gelombang), daya antena yang disusun seperti ini akan bergabung di udara untuk memperkuat gelombang yang bergerak horisontal dan meredam gelombang yang bergerak vertikal. Enam sampai dua belas antena yang disusun seperti ini dapat meningkatkan liputan secara nyata - berilah pemancar 10 watt dengan ERP 100 watt. Umumnya, antena dengan gain yang tinggi paling baik untuk menjangkau wilayah yang datar. Sedangkan antena dengan gain menengah untuk melingkup wilayah berbukit-bukit. Di daerah bergunung-gunung antena dengan gain rendah mempunyai lebih banyak daya untuk memasuki wilayah yang terkepung dan terhalang.
Kebanyakan antena FM dipasang pada satu sisi menara atau tiang. Penyangga antena dapat mempengaruhi pola pancaran, terutama kalau penyangga ini terbuat dari logam. Penempatan antena memang sulit, bahkan seorang teknisi yang berpengalaman sekalipun tidak mengetahui letak pemasangannya di menara atau tiang antena untuk mendapatkan pola peliputan yang paling baik. Karena alasan inilah maka penerimaan harus dites atau dicoba diberbagai jarak atau lokasi pada saat antena dipasang sehingga pemasangan yang terbaik dapat dilakukan. Enerji yang dipantulkan dari tiang antena dapat menghasilkan gain direksional yang nyata dan menciptakan daerah bayangan.
Apabila antena dipasang pada struktur yang ditopang oleh kawat pelintir maka kawat pelintir ini dapat pula mempengaruhi pola penyebaran. Apabila ada masalah dengan kawat-kawat pelintir ini maka cobalah ganti dengan tali nilon atau tambang. Pastikan lebih dahulu apakah tali atau tambang tersebut cukup kuat untuk menahan tiang pada saat angin bertiup kencang. Apabila antena runtuh maka stasiun radio anda akan terpaksa turun dari udara atau mungkin akan mencederai orang lain.
Keanehan dari sistem pemancar FM adalah kepekaannya terhadap es. Tidak boleh terjadi akumulasi es di antena - bukan karena alasan bahwa berat es akan memberi beban tambahan dan dapat melengkungkan tiang antena, akan tetapi karena keberadaan es tersebut dapat mengubah frekwensi resonansi antena sehingga daya dapat terpantul kembali ke pemancar dan menyebabkan kerusakan. Antena FM yang mahal umumnya dilengkapi dengan sistem pemanas untuk mencairkan es. Pemecahan lain adalah menutup antena dengan penutup non-metal di atap.

ARDE & PENANGKAL PETIR

Peranan arde pada antena FM tidaklah sepenting peranannya pada antena gelombang menengah. Sistem arde yang paling murah adalah dengan mengambil satu atau beberapa radiator mobil tua. Ambillah selembar tembaga dan laskan pada radiator-radiator tersebut dan isilah dengan air bercampur garam yang banyak. Tanamlah radiator di pondasi antena.
Apabila diwilayah tersebut sering terjadi hujan petir, maka petir tersebut merupakan ancaman yang dapat merusakkan antena dan pemancar. Buatlah langkah pengamanan dengan memasang penangkal petir di puncak tiang antena. ( Pemasangan penangkal petir ini perlu untuk sistem FM maupun gelombang menengah). Sambungkan penangkal petir tersebut dengan kabel tembaga tebal dan tanamlah didasar antena dengan ujung yang terdiri atas 6 kawat tembaga tebal yang diatur melingkar di dalam tanah dengan ujung-ujung yang bertaut di tengah. Hal ini akan membuat petir mengikuti jalur tahanan rendah dan tidak mengarah pada pemancar. Buatlah lingkaran ditanah sepanjang mungkin (sampai 50 m). Tanamlah sedalam mungkin dan tujuannya adalah untuk membuat jalur di tanah dengan tahanan keseluruhan kurang dari 10 ohm.

ANTENA GELOMBANG MENENGAH

Antena pemancar gelombang menengah jauh lebih besar dari antena pemancar VHF-FM, karena gelombang sinyalnya lebih panjang. Dengan menggunakan rumus di atas, 300 dibagi dengan 1,5 MHz (1500 kHz), kita mendapatkan panjang gelombang sinyal sekitar 1500 kHz adalah 200 m. Panjang gelombang dari 535 kHz (0,535 MHz) hampir mencapai 561 m.
Antena gelombang menengah yang paling sederhana adalah kawat tembaga 1/4 panjang gelombang yang direntang secara horisontal paling sedikit 10 m di atas permukaan tanah diantara dua pohon atau dua tiang. Untuk frekwensi sekitar 1500 kHz, 1/4 panjang gelombang berarti kurang lebih 50 m. K. Dean Stephens membuktikan bahwa antena sederhana seperti ini dapat mempunyai jangkauan sejauh 30 km dari 100 watt ERP kalau tidak ada gangguan dari stasiun radio lainnya (lihat halaman 7-8). Kawat antena tidak boleh menyentuh apapun kecuali selubung yang membungkusnya. Ikatlah insulatornya ke pohon atau tiang penyangganya dengan kabel non-metal (plastik atau tambang). Penyangga ini harus terpisah satu sama lain lebih dari 50 m. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, antena itu dapat menggantikan sebagian atau keseluruhan kabel antena sehingga hanya sebagian saja yang terikat pada penyangga.
Kelemahan dari rancangan sederhana ini adalah banyak daya yang terpancar ke atas. Kehilangan daya ini akan lebih sedikit apabila antena ini dipasang secara vertikal. Akan tetapi membuat penyangga setinggi 50 meter akan jauh lebih sukar dari pada membuatnya secara horisontal. Pemecahan yang dibuat oleh para teknisi adalah merubah kawat ini menjadi menara besi yang ramping yang mampu menopang beratnya sendiri yang ditegakkan di atas dasar beton agar terisolir dari listrik tanah. Menara ini harus diamankan dari terpaan angin dengan menggunakan kawat pelintir. Seperti yang telah dibahas sebelumnya kawat pelintir ini dapat merubah pola pemancaran. Dalam penggunaan gelombang menengah pengaruh ini menimbulkan hal yang menguntungkan. Seperti halnya dengan antena maka kabel pelintir ini harus di isolasikan dari listrik tanah. Untuk itu umumnya dipakai konektor kaca atau kayu.
Memperpanjang antena gelombang menengah vertikal sampai sekitar 0.6 panjang gelombang, akan mendorong lebih banyak enerji teradiasi ke bidang horisontal. Hal tersebut memang dikehendaki karena akan meningkatkan daya medan pada ketinggian permukaan tanah. Untuk sinyal sekitar 1500 kHz, panjang 0.6 gelombang adalah sekitar 120 m. Antena vertikal yang lebih pendek dapat dipakai, akan tetapi akan kehilangan lingkup liputan dari daya pemancar yang sama. Penampilan antena yang lebih pendek dapat ditingkatkan dengan cara "top loading" yakni dengan menambah kapasitor listrik pada puncaknya. Salah satu cara adalah dengan meletakkan piringan atau cincin logam pada ujung antena: lebih besar garis tengahnya, lebih baik. Cara yang lain adalah dengan melekatkan 3, 6 atau 12 kawat pelintir ke insulator listrik pada jalur-jalur yang ditanamkan ke dalam tanah. Kedua cara top loading ini dapat digabungkan dengan cara menggandengkan kawat-kawat tersebut ke pinggiran pada piringan yang dipasang di atas.
Pada tahun 1990, dengan menggunakan teknik modeling komputer, Asosiasi Pemancar Nasional, Amerika Serikat (NAB) mengembangkan antena vertikal pendek yang dirancang untuk dipakai sistem grounding yang lebih kecil dari biasanya. Hal itu merupakan formulasi yang paling tepat bagi pendekatan "top-loading" seperti yang dijelaskan di atas. Banyak yang mengatakan bahwa cara ini paling sesuai untuk stasiun-stasiun radio yang memakai frekwensi antara 1000 dan 1605 kHz dengan pemancar berkekuatan kurang dari 1000 watt. Teori "efisiensi radiasi" hanya 20 - 45% dari 1/4 panjang gelombang vertikal akan tetapi penghematannya sangatlah nyata.



Rancangan NAB ini berupa suatu menara segi tiga dengan setiap muka selebar 60 cm dan ujung kaki-kakinya dengan garis tengah 5 cm. Sebuah topi di puncaknya dibuat dari 6 kawat pelintir yang disatukan di puncaknya, mengarah ke tanah dengan sudut 45 derajad. Untuk gelombang-gelombang 1485, 1584, dan 1602 kHz (Channel berdaya rendah untuk Eropah), insulator 7,2 m disetiap kabel pelintir membagi kabel itu menjadi dua bagian dengan bagian atas yang berhubungan listrik dengan antena. Menara ini terpancang pada dasar beton di atas bilah besi sepanjang 2,5 m yang tertanam tegak lurus. Bilah besi ini dihubungkan dengan enam kabel kawat radial sepanjang 15,25 m yang tertanam 15 cm dibawah permukaan tanah dan terpisah 60 derajad (lihat gambar).
Menara atau tiang ini dapat dibuat dari tiang bendera, menara air dan struktur logam tinggi lainnya di daerah tersebut. Tetapi jangan sekali-sekali menggunakan tiang yang ada aliran listrik hidup di sana.
Kalau kita memakai tiang seadanya tersebut sebagai antena dan tiang tersebut tidak terisolasi dari tanah naka kita harus bereksperimen untuk mencari tempat yang paling baik untuk menyambung kabel antena. Jaringan penyesuai impedansi mungkin diperlukan dalam hal ini. Untuk mendapatkan sambungan bagi kabel antena yang terbaik cobalah tempelkan kawat ke struktur bangunan tersebut beberapa meter di atas tanah untuk meyakinkan adanya hubungan yang erat dari satu logam ke logam lainnya. Ulurkan kabel tersebut turun dengan sudut 45 derajad ketitik sambungan dengan kabel koaksial yang berasal dari pemancar. Jangan menyentuh antena atau menggandengkan kawat atau melakukan sambungan kabel antena horisontal ketika sinyal tes dimasukkan dari pemancar. Periksalah di berbagai daerah sekitar dengan jarak yang berbeda-beda dari antena untuk mengecek mutu penerimaan. Catatlah kekuatan sinyal yang diterima diperbagai lokasi. Ubahlah titik sambungan kabel antena, kemudian periksa penerimaannya kembali.

ARDE

Kalau ketinggian diperlukan bagi liputan yang baik pemancar FM, maka arde bahkan lebih penting bagi liputan yang baik pemancar gelombang menengah. Aliran frekwensi radio di tanah sekitar pemancar dan dasar antena berinteraksi dengan gelombang udara yang dihasilkan oleh antena untuk menciptakan pola perpaduan secara keseluruhan. Arde yang paling sempurna adalah yang terbuat dari lempengan tembaga dengan garis tengah 1/4 panjang gelombangdan ditanam paling sedikit 15 cm di bawah permukaan tanah. Memang kelihatannya tidak praktis. Akan tetapi hal itu dapat digantikan dengan menanam sejumlah besar kawat radia. Yang dimaksud dengan sejumlah besar di sini adalah sampai sejumlah 120 radial yang berjarak 3 derajad. Empat radial (terpisah 90 derajad) adalah yang paling sedikit. Radial-radial tersebut harus terpusat langsung di bawah antena, dan dihubungkan dengan selongsong metal yang melingkupi kabel antena koaksial yang berasal dari pemancar. Semua hubungan ini harus diupayakan bertahanan serendah mungkin karena penyambungan dengan solder perak dan pemgelasan sangatlah dianjurkan. Kalau tidak bisa mengusahakannya, bersihkan tembaga sebersih mungkin dan rekatkan mereka itu menjadi satu dengan rapat.
Sistem arde yang yang dipakai dengan antena vertikal pendek NAB merupakan kompromi yang lebih murah yang dapat dipakai dengan rancangan-rancangan antena yang lain. Karena sistem yang ada dibawah tanah tidak terlihat setelah ditimbun maka perlu dibuat peta selama pemasangannya untuk kemudahan dalam melakukan perbaikan di masa mendatang.

MENCARI PERLENGKAPAN

Kekurangan dana merupakan ciri yang umum bagi kebanyakan studio penyiaran baru di negara-negara bekas komunis. Tetapi janganlah menjadi alasan untuk membunuh proyek anda.
Beberapa jenis peralatan tidaklah sukar untuk dibangun, apabila kita dapat memperoleh suku cadangnya dan ada orang yang dapat membangunnya seperti antena misalnya. Seringkali lebih mudah untuk memodifikasi peralatan yang ada daripada membangun dari nol. Sebua power ampli dari suatu radio amatir atau sistem radiophone militer dapat disesuaikan untuk penyiaran - atau mungkin terdiri dari bagian-bagian yang berguna bagi rancangan lain. Mungkin juga anda dapat mencari pendapat dari seseorang yang mengetahui tentang pemanfaatan peralatan bekas di daerah anda dalam bentuk daur ulang.
Perlengkapan bekas ini mungkin dapat dibeli dengan harga yang murah sekali. Akan tetapi perlu diingat bahwa pembelian perlengkapan bekas mungkin mengandung banyak masalah yang tidak kita dapatkan dalam pembelian perlengkapan baru.
Beberapa perusahaan yang mengkonsentrasikan diri pada perbaikan perlengkapan bekas untuk dijual kembali memberikan garansi pemakaian untuk waktu tertentu bagi perlengkapan yang dijualnya. Kita harus berhati-hati dalam membeli barang bekas oleh karenanya sebelum melakukan pembelian berbicaralah terlebih dahulu dengan orang yang pernah melakukan pembelian pada mereka untuk mengetahui kalau mereka itu puas dengan pembeliannya.
Pastikanlah bahwa peralatan yang ditawarkan dalam kondisi seperti yang dijelaskan oleh penjualnya. Beberapa pedagang yang curang kedapatan mengganti label pesawat pemancar misalnya untuk memberi kesan bahwa barang itu adalah tipe yang lebih baru atau barang itu mempunyai output lebih besar dari sebenarnya. Tentu saja anda jangan membayar peralatan yang mahal tersebut tanpa ada verifikasi tentang tipe dan keadaan barang tersebut dari pihak yang anda percaya dan orang ini tentunya bukan penjualnya atau anggota kelompok penjual tersebut. Apabila hal itu tidak mungkin dilakukan maka tahanlah sebagian pembayarannya (separuh) untuk dibayarkan setelah anda memastikan tentang identitas dan kondisi peralatan tersebut. Adakah pemilik sebelumnya memodifikasi peralatan tersebut? Apakah masih ada skema sirkuit dan buku pedoman untuk teknisinya? Apakah suku cadangnya masih tersedia?
Peter Hunn, yang membangun stasiun FM murah beberapa tahun yang lalu untuk dipakai di kota dibagian barat laut Amerika Serikat beberapa tahun yang lalu, menasehatkan agar pembeli berkonsentrasi pada perlengkapan radio yang sedang ditawarkan penjual karena ia tidak lagi memerlukannya, dan bukan karena perlengkapan itu tidak lagi dapat dipakai dengan baik. Misalnya, banyak stasiun AM yang berubah menjadi stereo memasarkan peralatan mono mereka. Perlengkapan mono mereka dijual untuk memberi tempat bagi teknologi yang lebih baru. Dengan cara ini maka stasiun radio baru dapat panel kontrol mono yang masih baik dengan harga yang murah, mesin pemutar cartridge atau pemroses sinyal.
Hunn menambahkan," Stasiun radio yang baru saja meningkatkan pemakaian dayanya mungkin mempunyai pemancar dengan daya lebih rendah yang masih berguna untuk dijual. Pemancar dari model yang sudah lewat yang masih berguna akan dapat merupakan penghematan yang sangat besar untuk memulai studio pemancar. Saya mendapatkan pemancar FM yang masih baik ada disebuah stasiun radio New York yang telah meningkatkan dayanya dari 400 menjadi 3000 watt. Saya kemudian membelinya; pemancar yang masih dalam keadaan bagus sekali, dipakai baru selama 31/2 tahun, dengan harga sepertiga harga aslinya."
Peralatan baru umumnya dapat beroperasi lebih lama sebelum rusak dibandingkan dengan peralatan bekas. Seringkali produsennya memberikan garansi tampilannya untuk beberapa waktu dan akan mengganti atau memperbaiki peralatan tersebut kalau rusak dalam jangka waktu yang ditanggung tersebut. Jaminan yang baik dari perusahaan yang andal akan menambah nilai peralatan tersebut, karena kita bukan hanya mempertimbangkan harga pembelian akan tetapi juga berapa lama peralatan tersebut dapat dipakai serta ongkos perbaikan dan pemeliharaan. Periksalah kartu garansi ini dengan teliti seperti memeriksa tipe dan kondisi peralatan tersebut.
Suatu peralatan mungkin mempunyai harga yang miring dan dalam kondisi yang baik akan tetapi tidak kompatibel dengan peralatan lain yang ada di studio kita. Untuk menghindari agar kita tidak terperosok pada pembelian yang tidak berguna maka kita harus memahami spesifikasi dari barang yang kita perlukan sebelum mulai berbelanja.
Harga-harga peralatan penyiaran cenderung berdasarkan kemampuan membayar stasiun-stasiun radio komersial daripada biaya nyata untuk memproduksinya. Hal ini memberikan kemungkinan bagi pembuat untuk berunding mengnai diskon harga kepada pelanggan-pelanggan tertentu.
Bahkan apabila anda tidak mempunyai cukup uang untuk membayar semua peralatan yang anda perlukan saat ini, sangatlah mugkin untuk merundingkan pemotongan harga dengan pemasoknya atau mendapatkan perlengkapannya sebelum pembayaran dilengkapi seluruhnya. Dalam kondisi sekarang ini mungkin pemasok peralatan ingin agar alatnya bisa dipakai agar dapat dijadikan contoh bagi calon-calon pembeli lainnya untuk membelinya. Dengan kata lain, mereka mungkin bersedia untuk menanam benih bagi penjualan di masa yang akan datang dengan menawarkan tawaran-tawaran yang menguntungkan.
Dalam dunia penyiaran tidaklah aneh kalau pemasok menyetujui "skema pembayaran dibelakang" dengan pembayaran langsung sebanyak 10 - 25% dari harga dan perjanjian tertulis untuk menyelesaikan sisanya ditambah bunga dalam jangka waktu 3 - 5 tahun. Hal ini berarti, pemasok memberikan pinjaman kepada anda sebagian besar uang yang diperlukan untuk pembelian. Seringkali tanggungan yang diperlukan hanyalah berupa peralatannya itu sendiri: mereka akan menariknya kembali kalau anda gagal melakukan pembayaran. Umumnya pembayaran tersebut berupa sejumlah uang tertentu setiap bulan sampai hutang tersebut terbayar habis. Meskipun demikian anda juga dapat merundingkan cicilan meningkat dimana pada tahun pertama anda membayar dengan jumlah yang rendah dan meningkat pada tahun-tahun berikut.
Pengaturan yang lain adalah menyewakan peralatan sekarang dengan opsi untuk membelinya nanti. Kita dapat merundingkan kesepakatan agar uang yang dibayar sebagai sewa nantinya dapat diperhitungkan dalam pembayaran pembelian peralatan tersebut. Pengaturan semacam ini dapat dibuat untuk peralatan yang mempunyai daya tahan yang lebih lama dari masa sewanya. Tidaklah masuk akal untuk menyetujui membeli sesuatu yang sudah memasuki akhir masa kegunaan/pemakaiannya.
Pendekatan lain yang dapat dipakai adalah dengan memberitahukan pemasok kita mengenai anggaran kita dan meminta mereka untuk menyiapkan daftar perlengkapan yang memenuhi persyaratan perijinan kita. Daftar ini dapat dibandingkan dengan harga yang diberikan oleh pemasok lain. Penawaran yang terbaik dapat diajukan dalam bentuk proposal pendanaan kepada investor atau kreditor. Daftar dari peralatan dengan sumber dan biaya akan membuat proposal tersebut lebih riil dan dapat membantu meyakinkan para donor bahwa proyek kita serius.
Dengan adanya resiko kehilangan peralatan dan kehilangan uang maka setiap pembelian kredit atau sewa beli harus diformalkan dengan perjanjian tertulis. Ini merupakan kontrak yang menyebutkan persyaratan pemindahan kepemilikan, jadwal dan jumlah pembayaran, besarnya bunga untuk uang yang dipinjam dan sebagainya. Peryaratan-persyaratan dan kondisi-kondisi yang menyebabkan peralatan dikembalikan kepada pemasok harus ditetapkan dengan jelas, terutama bagi keterlambatan pembayaran: berapa lama setelah kelambatan pembayaran peralatan tersebut dapat diambil kembali? Apakah mungkin untuk tidak melakukan pembayaran di satu masa dan membayarnya dobel di masa berikutnya?
Setiap kali kita meminta penjual untuk memberikan barang sebelum kita membayarnya penuh berarti anda memintanya untuk mempercayai anda. Ini merupakan resiko buat mereka, karena ada kemungkinan bahwa dimasa depan anda tidak lagi mempunyai kemampuan untuk membayar seperti yang anda miliki sekarang. Penjual itu mungkin mau untuk mengambil resiko tersebut apabila:
 Ia percaya bahwa anda dan rekan anda adalah orang-orang yang bertanggung jawab dan mampu dan memegang janji. Catatan-catatan yang menunjukkan bahwa anda sebelumnya telah membayar hutang tepat waktu atau berhasil menangani proyek serupa akan membantu menunjukkan anda dapat dipercaya.
 Proyek tersebut mempunyai kemungkinan yang baik untuk berhasil. Rencana yang difikirkan dengan teliti yang menganalisa calon pendengar, bagaimana stasiun radio tersebut dapat mendatangkan penghasilan, dan berapa besar biayanya bukan hanya akan menarik perhatian donor akan tetapi juga akan mendorong pemasok peralatan untuk menerima pembelian kredit.
 Anda mengkompensir resiko peminjam dengan membayar bunga pada kredit yang tercipta dengan pembayaran dibelakang tersebut. Peminjam yang ragu-ragu mungkin akan menjadi berminat apabila tingkat bunga ini cukup tinggi. Tentu saja kalau bunga ini terlalu tinggi sehingga anda tidak mampu lagi untuk membayar hutangnya maka hal itu tidak ada untungnya bagi kedua belah pihak.

SEKALI DI UDARA TETAP DI UDARA

Bukanlah hal yang mustahil untuk menghasilkan siaran-siaran yang bermutu tinggi dengan menggunakan peralatan yang murah atau tua asalkan peralatan tersebut dipelihara dengan baik. Memang sebenarnya kita tak akan dapat terus siaran kalau kita tidak memelihara peralatan kita. Seseorang distudio harus bertanggung jawab untuk memelihara peralatan baik ditangani sendiri atau menyuruh orang lain. Umumnya orang ini adalah Kepala Teknisi.
Kita dapat menghindari masalah sebelum terjadi dengan tidak memasang perlengkapan lain selain yang diperlukan untuk membuat siaran. Kita mempunyai pilihan antara peralatan yang sederhana atau yang rumit untuk hal-hal tertentu dan yang perlu kita ingat adalah bahwa peralatan sederhana mempunyai kemungkinan ngadat yang lebih sedikit.
Sistem untuk memonitor kesehatan peralatan harus dirancang tepat saat kita memulai. Beberapa peralatan untuk mengetes harganya sangat mahal dan jarang dipakai. Cobalah bekerja sama dengan stsiun radio lain untuk berbagi biaya dalam menyewa atau membeli osciloscope, misalnya. Begitu pula dengan masalah perbaikan, beberapa stasiun dapat bergabung untuk mengikat kontrak perbaikan dengan seorang teknisi. Hal ini merupakan pengaturan yang biasa di Amerika Serikat dan banyak menghemat dibandingkan masing-masing mempunyai teknisi sebagai stafnya.
Akhirnya, melarang orang merokok di semua ruangan tempat dipasangnya peralatan elektronik akan meperpanjang usia pemakaian peralatan tersebut lebih dari segala usaha yang lain.